Kemenangan Tim Tango di Piala Dunia 2022 Qatar Menjadi Obat bagi Rakyat Argentina
JAKARTA - Jutaan warga Argentina tumpah ruah memadati ruas-ruas jalan Ibu Kota Buenos Aires setelah Gonzalo Montiel berhasil mengeksekusi penalti dan memastikan Tim Tango menjadi juara Piala Dunia 2022. Rasa waswas lenyap seketika, berganti dengan kegembiraan dan tangis haru.
Mereka bernyanyi sambil melompat-lompat mengikuti gerakan perayaan Kapten Lionel Messi dan para pemain Argentina lainnya di Stadion Lusail Iconic, Lusail, Qatar.
"Luar biasa. Saya kehabisan kata-kata. Ini sangat berarti bagi kami," kata Henrique Ferenz yang menyaksikan pertandingan laga final Piala Dunia 2022 Qatar, Argentina vs Prancis bersama putranya di salah satu kafe di Kota Buenos Aires pada 18 Desember.
“Ini mengingatkan saya pada tahun 1986,” lanjut Ferenz seraya menceritakan kenangannya ketika Tim Argentina meraih gelar juara Piala Dunia di Meksiko 36 tahun lalu seperti dilansir dari Politico.
Ketika itu, Legenda Sepak Bola Argentina Diego Maradona dan kawan-kawan juga harus bersusah payah di babak gugur. Melewati hadangan Uruguay, mengalahkan Inggris dengan gol ‘Tangan Tuhan’ di perempat final, mengalahkan Belgia di semifinal, hingga akhirnya menang 3-2 di laga final melawan Jerman Barat.
Masyarakat Argentina di Kota Buenos Aires lainnya, Juan Pablo Iglesias juga tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Dia langsung memeluk putranya yang berusia delapan tahun sambil menangis haru, “Kami juara.”
“Ini adalah hal terbesar yang bisa terjadi,” kata Iglesias.
Juara Piala Dunia 2022 seolah menjadi obat penghilang rasa sakit bagi rakyat Argentina akibat krisis yang tengah melanda negara penghasil gandum tersebut.
Krisis Ekonomi dan Politik
Dalam beberapa bulan terakhir, Argentina mengalami krisis ekonomi sangat parah dengan tingkat inflasi mencapai 100 persen. Terpukul oleh dampak ekonomi pandemi COVID-19, penguatan kurs dolar Amerika Serikat (AS) atau kebijakan suku bunga tinggi AS, dan krisis energi akibat perang Rusia-Ukraina.
Harga-harga melonjak drastis, bahkan tercepat sejak tahun 1990-an. Tingginya biaya, membuat sejumlah orang harus menjual atau menukar apa saja yang mereka miliki untuk bertahan hidup. Kabarnya, sampai ada yang menukarkan pakaian untuk sekantung gula, atau apapun untuk sekadar memenuhi kebutuhan pokok.
Presiden Argentina Alberto Fernández telah mencoba menstabilkan mata uang dan ekonomi dengan membatasi atau mengenakan pajak ekspor komoditas utama barang pertanian seperti kedelai, daging, dan gandum.
Namun, menurut Politico, para kritikus menganggap tindakan proteksionis itu hanya memperburuk keadaan.
Belum lagi masalah politik dalam negeri yang terus berkecamuk. Vonis enam tahun penjara terhadap Wakil Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner atas kasus korupsi menambah lengkap derita rakyat Argentina. Ini adalah kali pertama dalam sejarah Argentina, wakil presiden masih menjabat dihukum karena kejahatan.
Melansir dari Associated Press, jaksa menganggap Kirchner telah memimpin kemitraan yang melanggar hukum selama dia menjadi Presiden Argentina dari 2007 hingga 2015. Membuat skema suap dengan mengarahkan kontrak pekerjaan publik yang menguntungkan kepada temannya dengan imbalan suap.
Pengusaha Lazaro Baez, pemilik perusahaan konstruksi yang dituduh sebagai penerima manfaat utama dari skema tersebut, juga dijatuhi hukuman enam tahun penjara.
Kirchner, usai vonis pengadilan pada 7 Desember lalu, menyangkal dan menganggap dirinya sebagai korban mafia peradilan. Sebelum putusan, wanita berusia 69 tahun ini juga menuduh jaksa berbohong dan memfitnah dirinya.
Benar atau salahnya, fakta itu semakin membuktikan kondisi politik dan ekonomi Argentina memang tengah berada di titik terendah.
Sehingga, kemenangan Argentina atas Prancis, menurut Ferenz, “Sangat melegakan, mengingat situasi yang kita hadapi.”
Alberto Fernandez pun bergembira. Lewat akun twitternya, dia mengucapkan terimakasih kepada para pemain dan tim teknis, “Mereka adalah contoh bahwa kita tidak boleh menyerah. Bahwa kita memiliki orang-orang hebat dan masa depan yang cerah.”
Ucapan Selamat
Para kepala negara dari sejumlah negara Amerika Latin, seperti Presiden Brasil terpilih Lula da Silva, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, Presiden Bolivia Luis Arce, Presiden Ekuador Guillermo Lasso, dan Presiden Chili Gabriel Boric mengucapkan selamat kepada Argentina atas gelar Juara Piala Dunia 2022.
“Senang dengan kemenangan tetangga Argentina. Permainan hebat oleh Messi, yang pantas mendapatkan banyak hal, dan Di Maria. Selamat untuk para pemain, komisi teknis Argentina dan teman saya @alferdez,” cuit Lula da Silva pada 18 Desember 2022.
Alberto Fernandez langsung menanggapi, “Terima kasih teman @LulaOficial. Para pemain dan tim teknis kami meraih kemenangan yang layak sebagai hasil kerja, upaya, dan komitmen. Terima kasih. Mereka memenuhi kami dengan sukacita. Saya memenangkan Argentina dan jika Argentina menang, Amerika Latin menang.”
Tak hanya kepala negara Amerika Latin, Perdana Menteri India Narendra Modi juga mengucapkan selamat untuk Argentina.
“Ini akan dikenang sebagai salah satu pertandingan sepak bola paling mendebarkan! Selamat kepada Argentina yang telah menjadi Juara #FIFAWorldCup! Mereka telah bermain cemerlang melalui turnamen. Jutaan penggemar Argentina dan Messi di India bersukacita atas kemenangan yang luar biasa ini! @alferdez,” cuit Modi.
Baca juga:
- Final Piala Dunia 2022 Qatar, Prancis vs Argentina: Statistik Mereka Berimbang, Juara Bakal Ditentukan Lewat Adu Penalti?
- Mampukah Didier Deschamps Mengukir Sejarah, Membawa Prancis Juara Beruntun Piala Dunia?
- Johnny Depp dan Will Smith Tokoh Terpopuler Google Trends Global 2022: Bukan Soal Prestasi, tapi Sensasi
- Refleksi Kasus Umbaran Wibowo: Jangan Heran Bila Media Massa Rentan Disusupi Intel