Boeing 747 'Ratu Langit' Terakhir Tinggalkan Pabrik: Pertama Terbang Nonstop di Dunia hingga Pesawat Kepresidenan Pilihan AS
JAKARTA - Jumbo jet Boeing 747 terakhir meninggalkan pabrik pembuat pesawat di Everett, Washington, mengakhiri proses produksi selama lebih dari setengah abad untuk perintis berlantai dua, bermesin empat, berlorong ganda yang mulai beroperasi pada Januari 1970.
Langkah itu dilakukan ketika Boeing yang berbasis di Amerika Serikat beralih ke pesawat jet bermesin dua di tengah dorongan maskapai untuk pesawat yang lebih hemat bahan bakar.
Pesawat terakhir adalah pesawat angkut 747-8 yang akan dikirim ke maskapai kargo Atlas Air pada awal 2023, kata Boeing, Rabu.
"Selama lebih dari setengah abad, puluhan ribu karyawan Boeing yang berdedikasi telah merancang dan membangun pesawat luar biasa yang benar-benar telah mengubah dunia ini,” kata Kim Smith, wakil presiden dan manajer umum Boeing untuk program 747 dan 767, melansir The National News 7 Desember.
"Kami bangga pesawat ini akan terus terbang melintasi dunia selama bertahun-tahun yang akan datang," sambungnya.
"Ratu Langit" Boeing memulai debutnya lebih dari 50 tahun yang lalu. Versi penumpang memiliki tangga spiral yang mengarah ke lounge lantai atas yang mewah.
Sementara, model kargo menampilkan hidung berengsel yang terbuka untuk memuat segala sesuatu, mulai dari mobil hingga peralatan pengeboran minyak.
747 adalah pesawat komersial terbesar di dunia dan mencatat beberapa rekor, sampai Airbus A380 datang pada tahun 2007.
Boeing 747 merupakan pesawat pertama yang memiliki kursi flatbed, dipelopori oleh British Airways pada tahun 1999.
Berikutnya, Qantas menggunakan jet tersebut untuk penerbangan komersial nonstop pertama di dunia dari London ke Sydney dalam waktu 20 jam sembilan menit.
Rekor 30 tahun itu baru dipecahkan pada 2019, ketika Qantas mengoperasikan 787 Dreamliner dari London ke Sydney langsung dalam 19 jam 19 menit.
Selain itu, Boeing 747 melakukan penerbangan penumpang transatlantik pertamanya — dari New York ke London — pada Mei 1970, membawa 350 penumpang, sebuah rekor pada saat itu.
Boeing mengatakan, total terdapat 1.574 pesawat 747 yang dibangun sejak tahun 1967. Pabrik Everett dibangun khusus untuk jet jumbo pada tahun 1967, seperti mengutip CNBC.
Dengan panjang 76 meter, 747-8 adalah pesawat komersial terpanjang yang beroperasi.
Pada kecepatan jelajah yang khas, ia bergerak kira-kira sepanjang tiga lapangan sepak bola FIFA, atau lapangan sepak bola NFL, per detik, kata Boeing.
Model kapal barang 747-8 memiliki muatan pendapatan 133,1 ton, cukup untuk mengangkut 10.699 batangan emas padat atau sekitar 19 juta bola ping-pong atau bola golf, lanjut Boeing.
Boeing mengirimkan jet penumpang 747 pertama pada Desember 1969 ke dua maskapai yang sudah tidak ada lagi – TWA dan Pan Am, sebut CNN.
Namun, Boeing belum membuat versi penumpang dari jet 747 sejak mengirimkan yang terakhir ke Korean Airlines pada tahun 2017.
Saat ini, hanya ada 44 versi penumpang dari 747 yang masih beroperasi, menurut perusahaan analitik penerbangan Cirium. Lebih dari setengahnya, 25 unit, diterbangkan oleh Lufthansa.
Namun masih ada 314 pesawat kargo Boeing 747 yang digunakan, banyak di antaranya awalnya digunakan sebagai jet penumpang sebelum direnovasi menjadi pesawat kargo, menurut Cirium.
Istimewanya, 747 masih berfungsi sebagai Air Force One dan dua pesawat yang sudah dirakit sedang menjalani pekerjaan untuk diubah menjadi jet kepresidenan AS generasi berikutnya, menurut CNN.
Pesawat-pesawat itu tidak akan dikirimkan setidaknya selama empat tahun karena penundaan.
Baca juga:
- Presiden Putin Sebut Pertukaran Tahanan Lain dengan Amerika Serikat Mungkin Dilakukan
- Polisi Berhasil Ungkap Identitas Mayat Anak Dalam Kardus Setelah 65 Tahun
- Polisi Berhasil Ungkap Identitas Mayat Anak Dalam Kardus Setelah 65 Tahun
- Petugas Penjara Berulang Kali Menyerang Narapidana, Menteri Kehakiman Jepang Minta Maaf dan Luncurkan Penyelidikan
Biaya operasional yang tinggi hingga kebutuhan pesawat yang lebih hemat bahan bakar, perlahan membuat 747 terpinggirkan.
Maskapai United Airlines dan Delta Airlines mengucapkan selamat tinggal pada armada 747 mereka bertahun-tahun sebelum pandemi COVID-19 melanda, sementara Qantas dan British Airways mengandangkan 747 mereka untuk selamanya pada tahun 2020 selama kemerosotan perjalanan di seluruh dunia.
"Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun kami tidak akan memiliki 747 di fasilitas ini," sebut Smith.
Diketahui, armada terakhir 747 nantinya akan diterbangkan oleh pilot uji Boeing, dicat untuk kemudian diserahkan ke maskapai kargo dan charter Atlas Air Worldwide Holdings awal tahun depan.