Pendapatan Coinbase Ambrol 60 Persen, Gimana Nasib Bursa Cryptocurrency di Indonesia?
JAKARTA – Pasar kripto telah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi tersebut berimbas pada sejumlah perusahaan kripto termasuk raksasa pertukaran asal AS, Coinbase.
Menurut laporan terbaru, pendapatan Coinbase tahun 2022 menurun sebesar 60 persen dibandingkan tahun 2021. Pendapatan Coinbase diperkirakan mencapai 3,2 miliar dolar AS (Rp49,9 triliun) pada tahun ini. Sementara tahun lalu, pendapatan bursa tersebut tembus 7 miliar dolar AS (setara Rp109 triliun).
Informasi tersebut disampaikan CEO Coinbase, Brian Armstrong, dalam wawancara dengan David Rubenstein dari Bloomberg. Penurunan revenue perusahaan disebabkan oleh bear market berkepanjangan pada tahun 2022 ini.
"Tahun ini dengan segala sesuatu yang turun, Anda tahu, kira-kira setengahnya atau kurang,” kata Brian Armstrong.
Sementara itu, meskipun Armstrong mengklaim bahwa pertukaran menghasilkan 7 miliar dolar AS pada tahun lalu, perusahaan data keuangan FactSet mengungkapkan data berbeda. FactSet mengklaim bahwa Coinbase menghasilkan 7,8 miliar dolar pada tahun 2022.
Baca juga:
Untuk tahun 2022, FactSet juga telah merilis proyeksi pendapatan Coinbase. Berdasarkan studinya, perusahaan data keuangan tersebut memperkirakan pendapatan tahunan Coinbase untuk tahun ini sekitar 3,3 miliar dolar AS. Namun untuk saat ini, pendapatan dikatakan sekitar 3,2 miliar dolar, penurunan hampir 60 persen dari angka yang dicapainya pada 2021.
Bear market menjadi faktor terbesar menurunya perdagangan kripto terutama sejak kolapsnya Terra LUNA pada Mei 2022. Keruntuhan Terra LUNA berdampak besar pada industri kripto lain, termasuk Babel Finance, Three Arrows Capital, dan BlocFi.
Pada awal November lalu, industri kripto kembali terpukul setelah raksasa pertukaran kripto FTX bangkrut. Sejak itu, pasar kripto kembali terjun bebas. Bitcoin yang sebelumnya diperdagangkan di harga 23.000-an dolar kini berada di level 17.000-an dolar per BTC. Anjloknya BTC turut menyeret sebagian besar cryptocurrency di pasar.
Menurut laporan Coinspeaker, bursa kripto Coinbase, seperti beberapa pertukaran kripto lainnya, telah mengalami tahun yang panjang dan sulit. Terutama yang berkaitan dengan jumlah penurunan harga kripto yang hampir tidak dapat dipercaya, dan kasus kebangkrutan yang tak ada habisnya yang melanda industri kripto. Salah satunya adalah runtuhnya bursa FTX yang merupakan mantan pesaing Coinbase dan Binance.
Selain pendapatan tahunan perusahaan, saham Coinbase (COIN) yang terdaftar di Nasdaq itu juga mengalami penurunan lebih dari 80 persen pada tahun 2022 ini. Keruntuhan FTX memberikan dampak negatif bagi bursa kripto terpusat lainnya karena kepercayaan investor terhadap CEX mulai menurun.