JAKARTA – Kebangkrutan FTX menimbulkan efek negatif bagi industri kripto, terutama mengurangnya kepercayaan konsumen terhadap platform perdagangan kripto terpusat atau tersentralisasi (CEX). Aset konsumen yang dikontrol dan dikelola oleh pemilik platform, berpotensi dimanipulasi atau bahkan lebih buruk lagi dicuri.
Kondisi ini mendorong para pengguna kripto untuk mengalihkan dananya ke wallet pribadi. Mereka juga memilih melakukan perdagangan di bursa kripto terdesentralisasi (DEX) seperti UniSwap dan PancakeSwap.
Mengomentari kolapsnya FTX beberapa waktu lalu, CEO Coinbase Brian Armstrong menyatakan pendiri FTX Sam Bankman-Fried telah mencuri uang pelanggan dan menggunakannya untuk mendanai perusahaan perdagangan (hedge fund) miliknya yang lain, Alameda Researach.
Bersamaan dengan itu, Armstrong menegaskan komunitas kripto untuk tidak tertipu dengan pengakuan Sam Bankman-Fried yang membantah dirinya melakukan kesalahan. CEO Coinbase menambahkan bahwa orang yang sangat mudah tertipu pun tidak seharusnya mempercai perkataan SBF.
"Saya tidak peduli seberapa berantakannya akuntansi Anda (atau seberapa kaya Anda) - Anda pasti akan memperhatikan jika Anda menemukan tambahan delapan miliar dolar untuk dibelanjakan,” kata Brian Armstrong, dikutip dari DailyHodl.
“Bahkan orang yang paling mudah tertipu pun seharusnya tidak mempercayai klaim Sam bahwa ini adalah kesalahan akuntansi,” tambahnya.
BACA JUGA:
“Ini adalah uang nasabah curian yang digunakan dalam hedge fund-nya, polos dan sederhana," tegas CEO Coinbase.
Bulan lalu, tak lama setelah runtuhnya FTX, Armstrong mengatakan bahwa Bankman-Fried kemungkinan besar telah melakukan beberapa bentuk penipuan, dan bahwa bencana itu bukanlah hasil dari kesalahan yang jujur.
"Mereka memiliki masalah solvabilitas ini dan alih-alih membiarkannya meledak, Sam pada dasarnya berkata, 'Hei kita memiliki banyak aset pelanggan di sini di FTX' atau dia entah bagaimana pada dasarnya membuat pinjaman dari FTX ke Alameda mencoba untuk menopangnya. Saya tidak tahu mengapa dia melakukan itu,” papar Armstrong.
“Itulah saat dalam pikiran saya di mana dia melewati batas yang mungkin melakukan penipuan. Saya pikir dia mungkin berbohong kepada pengguna, berbohong kepada investor dan dia berkeliling dan mencoba menalangi perusahaan-perusahaan yang berbeda ini seperti Voyager dan BlockFi untuk keluar dari hal ini dan mungkin dia pikir dia bisa berdagang dengan cara ini," pungkasnya.
Bankman-Fried bersikeras bahwa dia tidak pernah dengan sengaja memperdagangkan dana pelanggan dan sangat menyesal atas kewajiban perusahaan yang sekarang sudah tidak berfungsi sebesar 8,9 miliar dolar AS.
"Saya tidak dengan sengaja mencampurkan dana, salah satu bagian dari ini [adalah] perdagangan margin, Anda memiliki pelanggan yang saling meminjam [dan] Alameda adalah salah satu dari mereka yang sejujurnya saya terkejut dengan seberapa besar posisi [nya], yang menunjukkan kegagalan pengawasan lain di pihak saya," kata Sam Bankman-Fried dalam sebuah kesempatan.