Perbedaan Mobil Autopilot dan Autonomous yang Sama-Sama Canggih Tapi Beda Banget

YOGYAKARTA - Serupa tapi tak sama adalah istilah yang paling tepat untuk menggambarkan autopilot dan otonom. Meski sama-sama berusaha mengikis kendali manusia, autopilot sangat berbeda dengan otonom. Bisakah Anda menjelaskan perbedaan antara keduanya? Di bawah ini, kami akan mencoba menjelaskan perbedaan mobil autopilot dan autonomous.

Perbedaan Mobil Autopilot dan Autonomous

Auto Pilot

Autopilot adalah teknologi yang mengadopsi konsep self-driving. Kendaraan yang menggunakan sistem autopilot menggunakan spesifikasi sensor kamera yang tinggi. Sensor kamera akan menangkap objek di sekitar saat Anda sedang membaca di mobil autopilot yang bergerak cepat.

Tidak diragukan lagi, sensor kamera pada mobil autopilot sama seperti mata kedua Anda. Begitu kendaraan dinyalakan, pengemudi dapat langsung mengaktifkan mode self-driving dan duduk kembali di belakang kemudi. Pengemudi dibutuhkan untuk tugas kecil seperti menyalakan dan mematikan kendaraan, dan ketika bahaya atau keadaan darurat yang tidak dapat ditangani oleh sistem.

Dengan demikian, kendaraan autopilot tetap membutuhkan awak untuk mengendalikannya. Namun, awak kapal tidak terus-menerus mengendalikan kendaraan secara manual. Tahukah Anda bahwa autopilot diadopsi di pesawat terbang dan mobil yang bisa mengemudi sendiri? Kabar terbaru Tesla Motors yang merilis mobil autopilot di Indonesia, Tesla X Model.

Autonomous

Otonom berbeda, otonom tidak memiliki kru sama sekali. Kendaraan dengan teknologi otonom ini dikembangkan menjadi sepenuhnya tak berawak. Dari mesin dihidupkan hingga mencapai tujuan, kendaraan otonom tidak membutuhkan kendali manusia.

Bagaimana cara kerja kendaraan otonom? Jika kendaraan autopilot menggunakan sensor kamera, kendaraan otonom bekerja dengan menerima dan menangkap sinyal laser melalui LIDAR atau Light Sense Radar. Sayangnya, hingga saat ini kendaraan otonom tersebut masih dalam pengembangan, jadi kami belum bisa melihatnya. Teknologi itu sendiri menghadapi beberapa masalah terkait keselamatan penumpangnya.

Mobil yang sepenuhnya otonom dapat memutuskan apakah dapat memasuki persimpangan dengan aman. Itu dapat memutuskan bagaimana bermanuver di sekitar kendaraan lain, orang, dan benda bergerak lainnya. Mobil otonom, seperti Google Self-Driving Car, mengandalkan informasi mendetail tentang jalan yang mereka lalui sebelum memasuki jalan tersebut. 

Mobil Google menghasilkan peta 3D area tersebut dengan objek diam, termasuk identifikasi lampu lalu lintas, yang digabungkan dengan peta area beresolusi tinggi yang ada untuk membuat model data yang digunakannya untuk bernavigasi. Memahami bagaimana objek lain, termasuk orang dan mobil lain, akan berperilaku dan berhasil memprediksi apa yang akan mereka lakukan sangat penting untuk mencapai kemampuan mengemudi yang sepenuhnya otonom. 

Sangat masuk akal untuk berharap bahwa secara teknis kita bisa sampai di sana, namun, dengan kemungkinan skenario yang tak terbatas saat mengemudi, kendaraan otonom tidak akan pernah sempurna. Kecelakaan mobil self-driving pertama Google di mana mode AV mobil salah terjadi awal tahun ini, dan hasilnya adalah penyok spatbor kecepatan rendah. 

Ini agak lucu dan menandakan sifat AV yang tampaknya terlalu berhati-hati karena mobil Google melaju dengan kecepatan 2 mph. ketika bertabrakan dengan bus yang melaju dengan kecepatan 15 m.p.h. saat mencoba memasuki kembali lalu lintas setelah menyadari bahwa jalurnya diblokir oleh karung pasir.

Kesimpulan

Setelah mengetahui perbedaan antara autopilot dan autonomous, Anda pasti tidak bingung membedakannya bukan? Autopilot masih membutuhkan awak/pengemudi, sedangkan otonom sepenuhnya tanpa awak. Autopilot menggunakan spesifikasi sensor kamera yang tinggi, sedangkan autonomous menggunakan LIDAR. Semoga, informasi ini membantu Anda.

Jadi setelah mengetahui perbedaan mobil autopilot dan autonomous, Simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!