Eli Lilly & Co, Korban Akun Palsu di Twitter Kecewa dengan Kebijakan Media Sosial Elon Musk
JAKARTA - Chief Executive Officer Eli Lilly & Co, Dave Ricks mengatakan Rabu, 16 November bahwa insiden akun Twitter palsu baru-baru ini telah menunjukkan adanya beberapa tantangan di platform media sosial.
Twitter baru-baru ini mengalami lonjakan akun palsu, dengan cek verifikasi biru yang mengaku sebagai perusahaan terdaftar seperti Lilly, Nestle dan Lockheed Martin setelah peluncuran layanan berlangganan 8 dolar AS (Rp125 ribu) per bulan, yang sejak itu telah dihentikan.
Berbicara di KTT STAT 2022, Ricks menggambarkan insiden itu sebagai "mengecewakan" dan mengatakan bahwa permintaan maaf yang menyusul dari Lilly tidak "terjadi dengan cukup cepat".
Baca juga:
- Opera Hadirkan TikTok di Peramban, Berharap Pengguna Chrome Meliriknya
- Volvo dan Pilot Company Segera Bangun Jaringan Pengisian Daya untuk Kendaraan Berat
- Cara Kerja Layanan SOS Darurat via Satelit Milik Apple yang Meluncur Hari Ini
- Rayakan Hari Angklung, Ini Rekomendasi Aplikasi Angklung Online di Play Store
Perusahaan pembuat obat ini telah mengeluarkan permintaan maaf dari akun Twitter resminya, @LillyPad, setelah akun Twitter palsu dengan nama @EliLillyandCo men-tweet cuitan bahwa insulin akan gratis, di tengah reaksi politik dan pengawasan terhadap biaya obat yang tinggi.
"Mungkin juga dalam jangka panjang (insiden) menyoroti bahwa kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menurunkan biaya insulin bagi lebih banyak orang," tambah Ricks.