Bos CIA Temui Kepala Intelijen Rusia di Turki: Bahas Senjata Nuklir hingga Tahanan

JAKARTA - Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) William Burns bertemu dengan kepala intelijen Rusia Sergei Naryshkin Hari Senin, membahas tentang konsekuensi dari setiap penggunaan senjata nuklir, hingga masalah tahanan AS di Rusia, kata seorang pejabat Gedung Putih.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi kepada kantor berita Rusia, pertemuan kepala intelijen AS-Rusia berlangsung di ibu kota Turki, Ankara, tetapi menolak memberikan rincian tentang peserta atau topik yang dibahas.

Sementara, juru bicara Gedung Putih, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Burns bertemu Sergei Naryshkin, kepala dinas intelijen asing SVR Rusia.

Itu adalah kontak tatap muka tingkat tinggi AS-Rusia pertama yang diketahui, sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.

"Dia tidak melakukan negosiasi dalam bentuk apa pun. Dia tidak membahas penyelesaian perang di Ukraina," kata juru bicara itu, melansir Reuters 15 November.

"Dia menyampaikan pesan tentang konsekuensi penggunaan senjata nuklir oleh Rusia, dan risiko eskalasi stabilitas strategis. Dia juga mengangkat kasus warga AS yang ditahan secara tidak adil," paparnya.

Burns adalah mantan duta besar AS untuk Rusia yang dikirim ke Moskow pada akhir 2021 oleh Presiden Joe Biden, untuk memperingatkan Presiden Putin tentang penumpukan pasukan di sekitar Ukraina.

"Kami memberi tahu Ukraina sebelumnya dalam perjalanannya. Kami dengan tegas berpegang pada prinsip dasar kami: tidak ada apa-apa tentang Ukraina tanpa Ukraina," sebut juru bicara itu.

Presiden Putin telah berulang kali mengatakan, Rusia akan mempertahankan wilayahnya dengan segala cara yang tersedia, termasuk senjata nuklir, jika diserang. Dia mengatakan Barat telah terlibat dalam pemerasan nuklir terhadap Rusia.

Kontak AS-Rusia di Turki pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Kommersant Rusia. SVR tidak menanggapi permintaan komentar.

Di luar perang, Rusia dan Amerika Serikat memiliki sejumlah masalah luar biasa untuk didiskusikan, mulai dari perpanjangan perjanjian pengurangan senjata nuklir dan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, hingga kemungkinan pertukaran tahanan dan perang saudara Suriah.

Sebelumnya, Presiden Biden mengatakan beberapa waktu lalu, dirinya berharap Presiden Putin akan bersedia untuk membahas secara serius pertukaran untuk mengamankan pembebasan bintang bola basket AS Brittney Griner, yang telah dijatuhi hukuman sembilan tahun di sebuah koloni hukuman Rusia atas tuduhan narkoba.

Selain itu, ada pula mantan Marinir AS Paul Whelan, yang memegang paspor Amerika, Inggris, Kanada, dan Irlandia, dijatuhi hukuman pada tahun 2020 hingga 16 tahun di penjara Rusia setelah dinyatakan bersalah karena mata-mata, tuduhan yang dibantahnya.

Sementara, Viktor Bout, seorang pedagang senjata Rusia yang dipenjara di Amerika Serikat, disebut-sebut sebagai orang yang dapat ditukar dengan Griner dan Whelan dalam pertukaran tahanan apa pun.