Rugi Rp3 Triliun Bukan Berarti Gagal untuk Ambisi Starship Milik Elon Musk
JAKARTA - Prototipe roket milik SpaceX, Starship seri 8 (SN8) meledak dan gagal mendarat dalam uji coba penerbangan pertamanya. Meski begitu CEO SpaceX, Elon Musk tidak menganggap kejadian tersebut sebagai sebuah kegagalan.
"Pendakian yang berhasil, peralihan ke tangki header & control flap yang tepat ke titik pendaratan!," tulis Musk di akun Twitter pribadinya.
Kendati roket Starship meledak dan tidak menyisakan apa pun selain puing serta kepulan asap. Musk tetap bangga dan mengapresiasi tim dan crew yang terlibat dalam pengembangan Starship.
Baca juga:
Sebab menurut bos Tesla itu, para tim pengembang SpaceX bisa mendapatkan data yang dibutuhkan agar kejadian tersebut tak terulang. Mengingat sistem kendali pendaratan telah bekerja dengan sangat baik pada beberapa tes uji coba sebelumnya.
"Tekanan tangki bahan bakar rendah selama pembakaran pendaratan, menyebabkan kecepatan pendaratan menjadi tinggi dan RUD, tetapi kami mendapatkan semua data yang kami butuhkan! Selamat tim SpaceX!!," puji Musk.
Sejauh ini, SpaceX telah mengembankan sejumlah prototipe pesawat luar angkasa buatannya yang nantinya akan diterbangkan ke Bulan dan Mars. Jadi kalau pun SN8 gagal, SpaceX sudah menyiapkan model penggantinya untuk pengujian selanjutnya.
Kegagalan Starship SN8
Diketahui prototipe Starship SN8 menjalani uji coba penerbangan high-altitude perdanany, pada Rabu 9 Desember sekitar pukul 17.45 ET. Uji coba peluncuran roket tersebut dilakukan di fasilitas SpaceX di Boca Chica, Texas, Amerika Serikat (AS).
Pada uji coba penerbangan kemarin, SpaceX menargetkan roket Starship dapat mencapai ketinggian 8 mil atau sekitar 12,5 kilometer dan melakukan sejumlah manuver di udara. Termasuk melakukan 'belly flop', di mana roket mengubah posisinya menjadi horizontal sebelum mendarat.
Melansir laman CNN International, kata Elon Musk penyebab RUD (Rapid Unscheduled Disassembly) atau dalam bahasa awam artinya ledakan, terjadi ketika bagian sirip roket kehilangan kekuatan dan terjadi hardover (permukaan kendali melebihi batas).
Di mana ketika mesin mencoba untuk kembali menyeimbangkan, roket telah menghantam tanah dengan sudut 45 derajat, dan merusak penyangga dan bagian mesin. Sisa bahan bakar dan oksigen tercampur dan menimbulkan ledakan.
Meski begitu Starship SN8 berhasil mengudara selama 6 menit dan 42 detik setelah diluncurkan. Tentunya ini menjadi catatan penting bagi SpaceX, karena prototipe sebelumnya juga meledak dan hanya mencapai ketinggian 500 kaki di udara.
Baik Musk maupun SpaceX, tidak menjelaskan secara rinci berapa total kerugian yang dialami dari kejadian tersebut. Namun menurut perusahaan nasihat keuangan dan investasi swasta, Motely Fool, Starship dikprediksi menelan biaya kira-kira empat kali lipat dari Falcon 9.
Di mana biaya untuk membangun roket Falcon 9 kira-kira mencapai 54 juta dolar AS atau sekitar Rp762 miliar. Itu artinya, Musk mengalami kerugian 216 juta dolar AS atau Rp3 triliun dari insiden meledaknya roket Starship SN8 ini.
Misi Ambisius
Di sisi lain, CEO Amazon, Jeff Besoz yang juga memiliki perusahaan roket Blue Origin, memberikan ucapan selamat kepada Musk, dan berkata, "Siapa pun yang tahu betapa sulitnya benda ini terkesan dengan tes Starship hari ini," ujarnya.
Sejatinya roket Starship merupakan wahana angkasa yang telah dipersiapkan SpaceX dan Elon Musk untuk mengantar manusia ke Bulan dan Mars. Ia bahkan memprediksi jika dalam waktu kurang dari enam tahun, SpaceX akan dapat mengirimkan roket ke luar angkasa.
"Jika kami beruntung, mungkin empat tahun. Kami ingin mengirimkan kendaraan tanpa awak ke sana dalam dua tahun," kata Musk saat menerima penghargaan dari Axel Springer.
Dalam dua bulan terakhir, SpaceX telah melakukan penerbangan roket berawak keduanya untuk NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Selain itu perusahaan rintisan Elon Musk itu juga sudah meluncurkan sejumlah pembangunan starlink.