Subsidi yang Tepat Sasaran dan Pengalihan ke Energi Ramah Lingkungan Sangat Penting
JAKARTA - Peneliti Senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM), Arif Wismadi meminta supaya pemerintah memastikan subsidi tepat sasaran di tengah kondisi fiskal serba terbatas.
Dia berkata ketepatan sasaran untuk menghindari kesalahan inklusi dan kesalahan eksklusi.
"Kesalahan inklusi, di mana orang yang justru menggunakannya akan menghabiskan kuota yang disediakan. Sedangkan kesalahan eksklusi, akan menempatkan orang orang yang benar benar membutuhkan menjadi tidak terbantu,” ujar Arif dalam keterangannya, Jumat 11 November.
Arif menuturkan subsidi komoditi seperti ke BBM harus sudah mulai beralih ke subsidi sistem.
"Idealnya, jika subsidi diperlukan, maka dihindari subsidi pada komoditi. Subsidi komoditi mestinya dialihkan menjadi subsidi sistem. Misalnya subsidi BBM dialihkan ke subsidi sistem mobilitas,” ujarnya.
Baca juga:
- Pemkot Bogor Bakal Diskusikan UMK dengan Pekerja dan Pengusaha
- Penetapan UMP Banten Masih Tunggu 'Surat Cinta' dari Kemnaker
- Sejarah Hari Ini, 31 Oktober 1958: Ajakan Wapres Mohammad Hatta Agar Rakyat Indonesia Menjaga Lingkungan Hidup
- Apple Sepertinya Bakal Kembali Sematkan Logo Backlit di MacBook Generasi Terbaru
Arif pun mengatakan pengalihan ke subsidi untuk energi ramah lingkungan juga perlu menjadi perhatian ke depan. Sebab, energi ramah lingkungan sangat berperan mencegah dampak negatif dari energi fosil.
“BBM ramah lingkungan penting tidak hanya untuk diri sendiri, lingkungan sekitar, namun juga lingkungan global. Dampak luas penggunaan BBM yang terlalu eksesif, akan mempengaruhi kualitas lingkungan lintas negara,” ucap Arif.