Realisasi Investasi Rp1.200 Triliun yang Ditargetkan Jokowi di Tahun Ini Diyakini Bakal Tercapai
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjamin target realisasi investasi sebesar Rp1.200 triliun tercapai pada akhir 2022.
"Alhamdulillah, sudah mencapai Rp892,4 triliun atau 74,4 persen (dari target). Ini adalah angka yang insya Allah saya janjikan akan tercapai di akhir tahun sebesar Rp1.200 triliun," katanya dalam konferensi pers "Investasi Terus Tumbuh Topang Pertumbuhan Ekonomi", dikutip dari Antara, Kamis 10 November.
Menurut Bahlil, realisasi investasi yang tumbuh positif, khususnya di triwulan III 2022 itu juga turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional di periode yang sama hingga mencapai 5,72 persen. Terlebih realisasi investasi saat ini sudah semakin berimbang tidak hanya di Jawa saja tetapi juga di luar Jawa.
"Ini salah satu pertumbuhan ekonomi berkualitas dan menurut saya ini harus tetap kita pertahankan," katanya.
Terkait target investasi tahun 2023 yang meningkat menjadi Rp1.400 triliun, Bahlil mengakui beratnya target tersebut terlebih di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
Ia menyebut jika dibandingkan dengan era pandemi yang bisa dilalui dengan susah payah, tantangan di 2023 akan jauh lebih berat.
"Pada 2023 bukan hanya persoalan pandemi, tapi juga persoalan kondisi ekonomi global yang sangat tidak baik-baik saja, sangat gelap," katanya.
Baca juga:
- Data Penerima Bansos Belum Jelas, Hidayat Nur Wahid Minta Pemerintah Batalkan Kenaikan Harga BBM
- Menteri METI Jepang Kunjungi Menko Airlangga, Bahas Kerja Sama Perdagangan hingga KTT G20
- Imbas BBM Naik, Pengusaha Warteg Bakal Naikkan Harga Makanan 20 Persen
- Meski Intervensi Nilai Tukar Rupiah, Bank Indonesia Pastikan Likuiditas Dolar AS Tetap Terjaga
Bahlil mengaku baru akan bisa menentukan strategi pascaperhelatan KTT G20, tepatnya setelah melakukan pertemuan dan komunikasi dengan investor global dan sejumlah kolega pemerintahan negara lainnya.
Hal itu lantaran negara-negara G20 menguasai 80 persen ekonomi dunia, memegang 75 ekspor dunia serta memiliki 60 persen populasi dunia.
"Kami sudah ada beberapa langkah antisipatif, khususnya terkait apa yang akan dilakukan di 2023," katanya.
Namun, ia masih enggan mengungkapkan strategi tersebut sebelum mendapatkan informasi yang tepat dari para mitra.