Rusia dan Ukraina Kembali Lakukan Pertukaran Tahanan: Total 214 Orang, Mayoritas Anggota Militer
JAKARTA - Rusia dan Ukraina dikatakan kembali melakukan pertukaran tahanan pada Hari Kamis, dengan formula 107 untuk 107, mayoritas tahanan adalah anggota militer, namun juga ada penduduk sipil, menurut pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DPR).
"Hari ini, kami akan menyambut pulang 107 pejuang kami yang dibebaskan dari penjara bawah tanah Ukraina. Kami mengembalikan jumlah tahanan yang sama ke Ukraina, kebanyakan personel militer," jelas kata penjabat kepala DPR Denis Pushilin, melansir TASS 3 November.
"Dalam kelompok tawanan perang yang akan dibebaskan kepada kami ada 65 orang dari Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk," sambung Pushilin yang membagikan hal ini di saluran Telegram-nya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Ukraina pada Hari Rabu mendesak warga untuk tidak mengunggah rincian tentang tentara dan warga sipil yang hilang, dengan mengatakan ini dapat membantu Rusia.
Dikatakan, unggahan detail memudahkan Rusia mengidentifikasi tahanan yang berharga, melacak orang-orang yang berusaha menghindari penangkapan.
Wakil Menteri Pertahanan Hanna Malyar mengatakan. orang-orang beralih ke media sosial untuk mencari informasi lebih lanjut, terutama tentang tentara yang ditawan atau hilang.
"Mengapa unggahan seperti itu berbahaya? Intinya adalah orang tertentu ini mungkin memang ditawan, tetapi musuh menganggapnya sebagai warga sipil," tulisnya di Telegram, melansir Reuters.
"Atau, orang tersebut mungkin hanya bersembunyi di wilayah yang diduduki sementara dan mencari cara untuk kembali. Dengan menerbitkan data dan gambar orang-orang seperti itu, Anda memberi musuh titik referensi untuk pencarian," paparnya.
Baca juga:
- Presiden Yoon Perintahkan Pembuatan Layanan Satu Atap untuk Membantu Keluarga Korban Tragedi Halloween Itaewon
- Baru Lepas Landas, Pesawat Airbus Beluga Disambar Petir di Wales
- Rusia Apresiasi Presidensi RI, Kemlu: Indonesia Selalu Menyelaraskan dengan Jati Diri G20 Sebagai Forum Ekonomi
- Todong Kasir Minimarket dan Ambil Uang Rp3,6 Juta: WNI Ditahan Polisi Jepang, Jumat Ditemui KBRI
Lebih jauh diterangkan olehnya, menerbitkan rincian tentang kehidupan pribadi tahanan, pandangan politik, status sosial atau riwayat pekerjaan, sangat memperumit proses pembebasan dan seringkali membahayakan hidup mereka.
"Ini mendorong musuh untuk meneliti orang tertentu, dan akibatnya, tuntutan untuk pertukaran mereka menjadi lebih tinggi, dan prosesnya sendiri menjadi sangat rumit," katanya, mencatat bahwa Rusia sejauh ini telah menukar 1.030 pria dan wanita Ukraina.