Industri China Targetkan Produksi 25 Juta Perangkat VR dengan Omzet Rp755 Triliun pada 2026

JAKARTA – Pemerintah China merilis rencana aksi pertamanya untuk realitas virtual pada Selasa, 1 November dengan target industrinya untuk mengirimkan lebih dari 25 juta perangkat VR dengan nilai melebihi 350 miliar yuan (Rp755 triliun) pada tahun 2026.

Perkiraan itu diterbitkan oleh lima kementerian di Beijing, dipimpin oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, dan mengkategorikan realitas virtual sebagai industri utama untuk ekonomi digital di bawah rencana lima tahun ke-14 dari negara itu.

Makalah ini mencakup augmented reality dan realitas campuran dalam definisi realitas virtual. Rencana aksi pertama ini mencerminkan ambisi Beijing untuk memimpin dunia dalam teknologi virtual dan menetapkan tujuan yang terperinci.

Mereka tidak menentukan apakah target 25 juta perangkat mengacu pada pengiriman tahunan atau akumulatif antara sekarang hingga 2026.

“Pada paruh pertama tahun ini, China mengirimkan lebih dari setengah juta perangkat virtual reality dan augmented reality,” kata perusahaan riset IDC, dikutip Reuters.

Rencana tersebut juga mencakup target untuk meningkatkan nilai total industri menjadi lebih dari 350 miliar yuan, yang menurut kementerian mencakup penjualan perangkat keras dan perangkat lunak.

Ia menambahkan bahwa China perlu memelihara 100 perusahaan inti dan membentuk 10 platform layanan publik untuk industri pada tahun 2026.

Akademi Informasi dan Komunikasi China, sebuah lembaga pemikir yang didukung negara, menerbitkan sebuah laporan pada Selasa lalu yang mengatakan bahwa motivasi China untuk rencana aksi tersebut harus dilihat dalam konteks pemerintah AS dan Korea Selatan yang telah mengidentifikasi realitas virtual sebagai industri yang penting.

Mereka juga mengacu pada raksasa teknologi global termasuk Meta, Microsoft, Apple, Google  dan Tencent , mengutip mereka sebagai perusahaan yang dengan cepat mengejar peluang realitas virtual.