Review Film Rumah Kaliurang: Premis Sederhana yang Hilang Fokus
JAKARTA - Film Rumah Kaliurang turut meramaikan rilisan film di bulan Oktober. Dengan bergenre horor, film ini juga menjadi debut penyutradaraan Dwi Sasono dan Dondy Adrian di bawah produksi Imagine.
Rumah Kaliurang mengambil urban legend sebuah rumah di daerah Kaliurang, Yogyakarta (sesuai judulnya) yang disebut angker dan berpenghuni. Bagaimana jika fenomena itu dibawa dalam medium film?
Film Rumah Kaliurang menceritakan lima orang sahabat: Brama (Randy Pangalila), Kinan (Erika Carlina), Aji (Wafda Saifan Lubis), Rani (Shareefa Daanish) serta Anom (Khiva Iskak). Mereka hendak berlibur ke sebuah pantai namun terhenti karena mobil mereka tidak sengaja menabrak sesuatu.
Ketika mereka berhenti, mereka tidak menemukan apa yang mereka tabrak. Kinan yang ingin buang air kecil memutuskan untuk pergi bersama Brama untuk mencari toilet. Sementara Aji, Anom, dan Rani mengurus mobil mereka.
Kinan dan Brama menemukan sebuah rumah yang tidak berpenghuni namun sangat bagus. Ketiga teman lainnya pun menyusul untuk beristirahat sejenak di dalam rumah. Namun mereka tidak sadar mereka tidak bisa keluar dari rumah tersebut.
Baca juga:
Film ini memiliki durasi satu jam yang terhitung cepat untuk menceritakan Rumah Kaliurang. 20 menit awal merupakan shoot yang menarik di mana para karakter diperkenalkan satu per satu tanpa narasi.
Selama 20 menit itu kita sudah menemukan kata kunci yang menjadi cerita utama film. Kinan Brama yang menjalin hubungan jarak jauh, Rani yang pendiam, Aji yang santai, dan Anom yang kerap jadi bahan perundungan geng.
Durasi yang singkat itu sulit untuk menjabarkan segala yang terjadi dalam film Rumah Kaliurang. Alhasil tidak ada rasa simpati yang bisa ditaruh karena penonton tidak tahu mereka teman dari mana dan pergi berlibur kemana.
Begitu juga dengan Rumah Kaliurang yang menjadi judul film. Durasinya yang cepat membuat sutradara tidak bisa mendalami beberapa detail pendamping, misalnya Rumah Kaliurang itu.
Bahkan sepanjang film, tidak ada pemain yang menyebut rumah tersebut sebagai rumah kaliurang.
Permainan horornya juga sebatas jumpscare tipis seperti bayangan atau bentuk yang tidak beraturan.
Padahal premis yang sederhana ini sudah banyak digunakan di film horor lain tapi Rumah Kaliurang nampak kurang meyakinkan dalam menampilkan film ini.
Rumah Kaliurang gagal menambah keseruan dalam industri film horor Indonesia. Durasi yang cepat, fokus cerita yang tak ada aturan membuat film ini terasa menjenuhkan. 20 menit awal bisa dibilang satu-satunya adegan yang paling menarik dalam film ini.
Film Rumah Kaliurang bisa disaksikan melalui Bioskop Online.