Indonesia Jajaki Kerja sama dengan Ford dan Hyundai untuk Produksi Baterai Kendaraan Listrik

JAKARTA - Pemerintah Indonesia dikabarkan tengah berdiskusi dengan Ford Motor Co dan Hyundai Motor Co untuk membangun operasi terkait kendaraan listrik di Tanah Air. Hal ini dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, dalam press conference di Washington, D.C. pada pekan ini.

Ford, penambang nikel Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt dari China mengatakan pada bulan Juli mereka telah menandatangani nota kerja sama yang tidak mengikat untuk membangun pabrik di Indonesia untuk mengekstrak bahan kimia nikel.

Airlangga mengatakan Indonesia juga sedang dalam berdiskusi dengan Hyundai dan pembuat baterai Korea Selatan LG Energy Solution mengenai investasi baterai dan EV.

"Kami memiliki bahan baku untuk teknologi baterai EV," kata Airlangga kepada audiensi di Pusat Studi Strategis dan Internasional. “Pasokan nikel Indonesia yang besar, serta kapasitas produksi semikonduktor, dapat mendukung industri otomotif AS," katanya.

Terlebih  pemerintah AS saat ini terus mengembangkan kendaraan listrik sebagai upaya mereka untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Bahkan Presiden AS Joe Biden sudah menjanjikan kredit ratusan triliun rupiah untuk bisnis ini.

Bahkan pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan membeli sebanyak 60.000 unit mobil listrik yang akan menggantikan kendaraan operasional konvensional para anggota parlemen.