Bagikan:

JAKARTA - Ford umumkan perubahan rencana produksi baterai kendaraan listrik melalui keterangan perusahaan, penundaan produksi baterai ini terjadi di salah satu pabrik barunya, yang berlokasi di County, Kentucky.

Dikutip dari laman InsideEVs, Kamis, 2 November, pabrikan ternama ini bermaksud untuk mulai produksi di pabrik Kentucky 1 dan Kentucky 2. Namun, karena permintaan tidak mencapai prediksi, produksi di fasilitas Kentucky 1 akan berjalan sesuai rencana pada tahun 2025, sementara Kentucky 2 akan berhenti beroperasi untuk sementara waktu setelah dibangun.

Seperti diketahui kedua pabrik di Kentucky tersebut merupakan hasil kerja sama Ford dengan produsen baterai asal Korea, SK On. Bahkan pabrik tersebut mampu menghasilkan 430 ribu paket baterai baru dengan kapasitas 100 kilowatt/jam.

“Penjualan kendaraan listrik meningkat di mana-mana, termasuk di kami. Namun laju penerapannya lebih lambat dari apa yang diharapkan oleh para pelaku industri, termasuk Ford," kata Juru bicara Ford TR Reid.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini tampaknya impian besar untuk transisi lebih besar ke kendaraan listrik membutuhkan waktu lebih lama, dan meleset dari perkirakan banyak orang.

Dalam hal ini Ford tak sendirian, beberapa merek ternama juga mulai mengalami perlambatan dalam hal permintaan kendaraan listrik. Misalnya General Motors (GM) yang merevisi tujuan produksi 400 ribu unit di Amerika Utara.

Tak hanya itu saja, beberapa model kendaraan GM juga terpaksa untuk menunda debutnya seperti Chevrolet Silverado EV RST dan GMC Sierra E.