Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Group merasa terancam akibat hadirnya Tesla di pasar Negeri Ginseng. Kehadiran mobil listrik Tesla di pasar Korea Selatan memang menjadi tamparan tersendiri bagi Hyundai.

Dikutip dari Reuters, Rabu 29 Juli, Hyundai pun tak akan tinggal diam. Hyundai menyatakan berupaya menyaingi Tesla di pasar mobil ramah lingkungan masa depan, baik di Korea Selatan, Amerika Serikat maupun secara global.

Hyundai rencananya akan merilis dua jalur produksi khusus untuk kendaraan listrik. Satu lini pada tahun depan, dan satu lagi pada 2024.

Bos Hyundai, Euisun Chung beberapa waktu lalu mengadakan pertemuan dengan Samsung, LG dan SK Group. Hal tersebut dalam rangka kerja sama membuat baterai dan komponen pendukung mobil masa depan.

Hyundai pun kabarnya ingin mengamankan pasokan baterai mobil listrik. Pasalnya, baterai adalah bagian termahal dalam satu unit mobil listrik.

Para pabrikan itu juga sudah pernah memasok komponen baterai untuk Tesla, Volkswagen dan GM. Pihak Hyundai mengatakan, bekerja sama dengan pemasok baterai Korea bertujuan untuk meningkatkan produksi mobil listriknya secara efisien.

Keseriusan Hyundai terbukti setelah perusahaan mengumumkan rencana penjualan 1 juta mobil listrik dalam setahun. Hyundai juga menargetkan punya pangsa pasar 10 persen di dunia pada 2025.

Menurut data konsultan industri LMC Automotive, Hyundai menjual sekitar 86.434 EV baterai tahun lalu. Hasil tersebut berada di atas penjualan VW 73.278 unit. Namun, Hyundai masih berada di bawah Tesla yang mampu menjual sekitar 367.500.

Sebagai informasi, pada 2010 Hyundai pernah membangun 230 mobil listrik untuk pemerintah. Namun saat itu infrastruktur mobil listrik masih sangat langka sehingga mereka mengalihkan perhatian ke mobil berbahan bakar hidrogen.

Di sisi lain, Tesla seketika menyeruak dengan produk mobil listriknya dan menguasai pasar di Korea Selatan mengalahkan Hyundai sebagai pabrikan lokal di sana.

Wakil presiden startup Lucid yang sebelumnya bekerja di Tesla dan Ford, Peter Hasenkamp mengatakan, pembuat mobil konvensional lebih sulit bertransisi ke era mobil listrik.

"Sebenarnya ada saja beberapa generasi di perusahaan mobil besar yang mampu menguasai tentang mobil listrik. Namun, tetap saja itu jauh lebih sulit daripada yang mereka kira," tuturnya.