Bantah Menolak Pemotongan Gaji, De Jong Justru Ngaku Mendapat Tekanan dari Presiden Barcelona untuk Pergi
JAKARTA - Pemain Barcelona, Frenkie de Jong, akhirnya angkat bicara terkait kabar dirinya menolak pemotongan gaji. Dia kemudian menyeret nama Presiden Barcelona, Joan Laporta.
Masa depan De Jong di Barcelona memang jadi berita hangat pada bursa musim panas lalu. Dia dikabarkan ingin hengkang karena menolak kebijakan klub soal pemotongan gaji.
Saat itu, pemain asal Belanda itu ramai diberitakan bakal bergabung dengan Manchester United atau Chelsea yang getol mendekatinya. Namun, De Jong akhirnya tetap bertahan.
Setelah cukup lama bungkam, dia kemudian mengeluarkan bantahan terkait rumor penolakannya menerima pemotongan gaji di Camp Nou. Dia juga menegaskan, tak pernah berpikir untuk pindah dari Blaugrana.
De Jong justru mengkonfirmasi, mendapat tekanan dari Presiden Barcelona, Joan Laporta, untuk mempertimbangkan pintu keluar dari klub. Itu karena banyaknya tawaran menggiurkan untuk sang pemain.
"Saya memutuskan pada bulan Mei ingin tinggal. Pendapat saya tak pernah berubah," kata De Jong kepada Ziggo Sport.
"Saya tetap tenang kala itu. Namun kemudian tekanan mulai datang, dari surat kabar, dari presiden, tepatnya," lanjutnya.
Terkait dengan gaji, dia mengaku banyak kebohongan soal itu. Dia membantah mendapatkan gaji besar di Barcelona.
"Ada banyak kebohongan dan kepalsuan yang tersebar tentang gaji saya. Dalam setiap 3 tahun pertama saya bermain di sini, saya memotong gaji saya," kata De Jong seperti dalam laporan TV NOS via Mundo Deportivo.
"Akhirnya uang itu kembali, dan itu melebihi gaji normal saya, jadi itu terlihat lebih besar. Saya pikir banyak orang tidak memahami ini, tetapi angka yang disebarkan media itu salah," tuturnya.
Baca juga: