Edhy Prabowo Akui Habiskan Hampir Rp1 Miliar untuk Belanja Barang Mewah di Hawaii
JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menyelesaikan pemeriksaan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (PKP). Usai diperiksa Edhy mengakui belanja barang mewah di Hawaii.
"Saya dikonfrontasi dengan bukti-bukti. Sudah saya akui semuanya. Barang-barang yang saya belanjain di Amerika itu. Baju, apa, semuanya," kata Edhy yang juga tersangka dalam kasus dugaan suap izin ekspor benur di KPK, Jakarta, Kamis, 3 Desember.
Namun, dia menepis sepeda yang disita KPK dari rumah dinas menteri di Widia Chandra berkaitan dengan kasus ini. Kata dia, sepeda itu tidak berkaitan dengan kasus yang tengah menjeratnya.
"Ya (kalau) maksud Anda sepeda yang di rumah (dinas) saya itu? Kalau itu tanya sama penyidik. Enggak ada hubungannya dengan saya itu kasus dugaan suap izin ekspor benih bening lobster atau benur," kata Edhy.
Adapun Edhy hari ini diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi untuk melengkapi berkas penyidikan Chairman PT Dua Putra Perkasa Suharjito yang menjadi tersangka pemberi suap.
Baca juga:
Dalam pemeriksaan ini, tim penyidik mencecar Edhy Prabowo mengenai berbagai barang mewah yang dibeli Edhy dan istrinya Iis Rosita Dewi saat kunjungan kerja ke Hawaii.
Berbagai barang mewah, seperti jam tangan Rolex, tas Tumi dan Louis Vuitton, hingga baju Old Navy yang dibeli Edhy dan istri di Hawaii telah disita KPK saat operasi tangkap tangan (OTT) di Bandara Soekarno-Hatta.
KPK menduga, Edhy dan istri telah menghabiskan Rp750 juta untuk berbelanja di Hawaii. Saya dikonfrontasi dengan bukti-bukti, ini Edhy mengakuinya."Sudah saya akui semuanya," ujar Edhy.
Edhy berjanji bakal mengikuti proses hukum yang berjalan di KPK. "Ya saya diperiksa. Saya ikuti. Mohon doanya saja," katanya.
KPK dalam perkara ini menetapkan Edhy sebagai tersangka karena diduga menerima suap dari perusahaan-perusahaan yang mendapat penetapan izin ekspor benih lobster menggunakan perusahaan "forwarder" dan ditampung dalam satu rekening hingga mencapai Rp9,8 miliar.
Uang yang masuk ke rekening PT ACK yang saat ini jadi penyedia jasa kargo satu-satunya untuk ekspor benih lobster itu selanjutnya ditarik ke rekening pemegang PT ACK, yaitu Ahmad Bahtiar dan Amri senilai total Rp9,8 miliar.
Selanjutnya pada 5 November 2020, Ahmad Bahtiar mentransfer ke rekening staf istri Edhy bernama Ainul sebesar Rp3,4 miliar yang diperuntukkan bagi keperluan Edhy, istrinya Iis Rosyati Dewi, Safri, dan Andreau.
Antara lain dipergunakan untuk belanja barang mewah oleh Edhy dan istrinya di Honolulu, AS pada 21 sampai dengan 23 November 2020 sejumlah sekitar Rp750 juta diantaranya berupa jam tangan Rolex, tas Tumi dan LV, dan baju Old Navy.
Selain itu, sekitar Mei 2020, Edhy juga diduga menerima 100 ribu dolar AS dari Suharjito melalui Safri dan Amiril.