Protes Kematian Mahsa Amini di Iran Terus Berlanjut: Kelompok HAM Sebut Korban Tewas Capai 83 Orang, 28 Wartawan Ditangkap
JAKARTA - Protes kematian wanita muda dalam tahanan polisi terus berlanjut di beberapa kota di Iran pada Hari Kamis, sementara sebuah kelompok hak asasi manusia melaporkan jumlah korban tewas mencapai 83 orang dalam protes yang sudah berjalan hampir dua minggu.
Mahsa Amini (22), dari kota Kurdi Iran Saqez, ditangkap bulan ini di Teheran karena 'pakaian yang tidak sesuai' oleh polisi moralitas, yang memberlakukan aturan berpakaian ketat untuk wanita di negara itu.
Kematiannya telah memicu demonstrasi besar pertama oposisi di jalan-jalan Iran, sejak pihak berwenang menghancurkan protes terhadap kenaikan harga bensin pada 2019.
"Setidaknya 83 orang termasuk anak-anak, dipastikan tewas dalam #IranProtests," kata Iran Human Rights, sebuah kelompok yang berbasis di Norwegia, di Twitter, melansir Reuters 30 September.
Meskipun jumlah korban tewas meningkat dan tindakan keras oleh pihak berwenang, video yang diunggah di Twitter menunjukkan demonstran menyerukan jatuhnya pendirian ulama di Teheran, Qom, Rasht, Sanandaj, Masjed-i-Suleiman dan kota-kota lain.
Televisi pemerintah mengatakan polisi telah menangkap sejumlah besar 'perusuh', tanpa memberikan angka.
Kelompok hak asasi mengatakan puluhan aktivis, mahasiswa dan seniman telah ditahan. Komite Perlindungan Jurnalis mengatakan di Twitter, mereka telah mengetahui pasukan keamanan telah menangkap setidaknya 28 wartawan hingga 29 September.
Sementara itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan kerusuhan itu adalah langkah terbaru oleh kekuatan Barat yang bermusuhan terhadap Iran sejak revolusi Islam pada 1979.
"Musuh telah melakukan kesalahan komputasi dalam menghadapi Islam Iran selama 43 tahun, membayangkan bahwa Iran adalah negara lemah yang dapat didominasi," ujar Raisi di televisi pemerintah.
Sebelumnya, Presiden Raisi menyebut kematian Amini merupakan insiden tragis, tetapi kekacauan di tengah protes tidak bisa diterima.
"Kami semua sedih dengan insiden tragis ini, (Tapi) Kekacauan tidak dapat diterima. Garis merah pemerintah adalah keamanan rakyat kita. Orang tidak bisa membiarkan orang mengganggu kedamaian masyarakat melalui kerusuhan," tegasnya.
Baca juga:
- Diplomat Rusia Sebut NATO Gelar Latihan di Dekat Lokasi Kebocoran Nord Stream, Termasuk Zona yang Dikendalikan Intelijen AS
- Kremlin Sebut Insiden Kebocoran Pipa Gas Nord Stream Bisa Jadi Serangan Teroris, Tidak Tutup Kemungkinan Penyelidikan Internasional
- Sertifikat Ungkap Penyebab Wafatnya Ratu Elizabeth II, Didaftarkan oleh Putri Anne
- Korea Utara Kembali Tembakan Dua Rudal Balistik Usai Kunjungan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke Korea Selatan
Terpisah, Menteri Luar Negeri Jerman mengatakan pada Hari Kamis, dia ingin Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran setelah kematian Amini.
Di Norwegia, beberapa orang berusaha memasuki kedutaan Iran di Oslo selama demonstrasi yang diwarnai kemarahan di mana dua orang menderita luka ringan, kata polisi Norwegia. Polisi menahan 95 orang, lapor penyiar publik NRK.