Warga Berbondong-bondong Tinggalkan Rusia Usai Pengumuman Mobilisasi, Kremlin: Belum Ada Keputusan Penutupan Perbatasan

JAKARTA - Kremlin mengatakan pada Hari Senin, belum ada keputusan yang diambil mengenai apakah akan menutup perbatasan Rusia, untuk menghentikan eksodus pria usia militer yang melarikan diri dari negara itu, setelah berhari-hari adegan kacau selama mobilisasi militer pertama sejak Perang Dunia Kedua.

Ditanya tentang kemungkinan penutupan perbatasan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan belum ada keputusan.

"Saya tidak tahu apa-apa tentang ini. Saat ini, belum ada keputusan yang diambil mengenai hal ini," ujarnya kepada wartawan, seperti melansir Reuters 27 September.

Laporan Rusia mungkin menutup perbatasan berkontribusi pada kekacauan, sejak Presiden Vladimir Putin memberi perintah pekan lalu untuk memanggil ratusan ribu tentara cadangan, dalam eskalasi terbesar dari perang tujuh bulan Ukraina.

Penerbangan keluar dari Rusia telah terjual habis, sementara mobil telah menumpuk di pos pemeriksaan perbatasan, dengan laporan antrian 48 jam di satu-satunya perbatasan jalan ke Georgia, tetangga pro-Barat yang memungkinkan warga Rusia masuk tanpa visa.

"Setiap orang yang dalam usia wajib militer harus dilarang bepergian ke luar negeri dalam situasi saat ini," tegas Sergei Tsekov, seorang anggota parlemen senior yang mewakili Krimea yang dicaplok Rusia di majelis tinggi parlemen Rusia, kepada kantor berita RIA.

Terpisah, dua situs berita, Meduza dan Novaya Gazeta Eropa, melaporkan pihak berwenang berencana untuk melarang pria pergi, mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya.

Mobilisasi itu disertai dengan pengumuman oleh Presiden Putin, Moskow akan menggelar pemungutan suara untuk mencaplok empat provinsi Ukraina yang diduduki oleh pasukannya.

Barat menyebut pemungutan suara itu, yang akan berakhir pada Selasa, sebagai dalih palsu untuk merebut wilayah yang direbut secara paksa.

Mobilisasi telah menyebabkan protes berkelanjutan pertama di Rusia sejak perang dimulai, dengan satu kelompok pemantau memperkirakan setidaknya 2.000 orang telah ditangkap sejauh ini.

Semua kritik publik terhadap operasi militer khusus dilarang.

Peskov mengakui beberapa pemberitahuan ada kesalahan dalam panggilan yang dikeluarkan, mengatakan itu akan diperbaiki oleh gubernur regional dan Kementerian Pertahanan.

Diketahui, Rusia menghitung jutaan mantan wajib militer sebagai cadangan resmi. Pihak berwenang belum merinci siapa yang akan dipanggil, tetapi mengatakan mereka akan merekrut 300.000 orang, sebagian besar dengan pengalaman militer baru-baru ini.