Tantangan 6 Ribu Polisi Demo Thailand Esok: Pisahkan Massa Penolak dan Pendukung Monarki

JAKARTA - Aksi unjuk rasa besar menuntut penghapusan sistem monarki di Bangkok, Thailand akan kembali digelar esok hari. Kepolisian Thailand akan mengerahkan hampir enam ribu anggotanya.

Melansir Reuters, Selasa, 24 November, kepolisian akan menjaga jalannya aksi unjuk rasa agar para demonstran tak menembus Gedung Biro Properti Mahkota. Gedung tersebut diketahui telah menjadi tempat berkumpulnya massa unjuk rasa tandingan yang membela sistem monarki.

Wakil Kepala Polisi Bangkok, Piya Tavichai menyebut hal itu jadi tantangan terbesar. Polisi, kata Piya Tavichai, harus dapat memisahkan kedua kelompok tersebut supaya aksi berjalan damai.

"Bergantung pada bagaimana pengunjuk rasa berperilaku, kami akan mengambil tindakan yang tepat," katanya.

Tak hanya kepolisian yang bersiap. Kelompok massa yang menamakan diri FreeYouth juga menggalang banyak dukungan untuk turun ke jalan lewat media sosial Twitter. Mereka mengungkap aksi dilakukan untuk merebut kembali kekuasaan yang sejatinya milik rakyat.

Sebelumnya, pada unjuk rasa pekan lalu, 50 orang dikabarkan terluka karena tindakan represif polisi. Mereka menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Meski begitu, banyak pula demonstran yang selamat. Mereka menyediakan pelampung bebek untuk menghalau serangan polisi.

Dalam tuntutannya, para pengunjuk rasa menuntut penghapusan sistem monarki di Thailand. Bersamaan dengan itu, massa aksi pun turut menggelorakan pesan agar Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengundurkan diri karena dirinya adalah mantan pemimpin junta militer.