Rusia Batasi Akses Misi IAEA di PLTN Zaporizhzhia, Ukraina: Penjajah Berbohong, Mendistorsi Fakta
JAKARTA - Misi badan pengawas nuklir untuk membuat penilaian yang tidak memihak, mengenai situasi yang terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, sulit dilakukan lantaran campur tangan Rusia menurut perusahaan nuklir negara Ukraina Energoatom, Jumat.
Energoatom juga mengatakan, misi Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang tiba di pembangkit listrik pada Hari Kamis, tidak diizinkan memasuki pusat krisis pembangkit, di mana Ukraina mengatakan Rusia telah menempatkan pasukan.
"Rusia tidak mengizinkan misi memasuki pusat krisis (pembangkit), di mana personel militer Rusia saat ini ditempatkan, yang seharusnya tidak dilihat oleh perwakilan IAEA," tulis Energoatom di Telegram, melansir Reuters 2 September.
PLTN Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa, diduduki oleh Moskow pada minggu-minggu pertama invasinya ke Ukraina, tetapi terus dioperasikan oleh staf Energoatom di bawah pengawasan pasukan Rusia.
Pembangkit yang hanya berjarak 10 km (6 mil) dari posisi Ukraina di seberang Sungai Dnipro, telah berulang kali diserang selama sebulan terakhir, dengan Kyiv dan Moskow saling menyalahkan.
Baca juga:
- Pejabat Korea Selatan Sebut Tanggapan Tegas Disiapkan, Jika Korea Utara Melakukan Uji Coba Nuklir
- Jelang Tahun Suci 2025, Vatikan Bakal Rekrut 25 Pengawal Baru untuk Paus
- Jelang Tahun Suci 2025, Vatikan Bakal Rekrut 25 Pengawal Baru untuk Paus
- Otoritas Kesehatan AS Dukung Penggunaan Vaksin Dosis Booster Varian Omicron yang Didesain Ulang
"Penjajah (Rusia) berbohong, mendistorsi fakta dan bukti yang membuktikan penembakan pembangkit listrik mereka, serta konsekuensi kerusakan infrastruktur (pembangkit)," bunyi pernyataan Energoatom.
"Jelas bahwa dalam kondisi seperti itu akan sulit bagi IAEA untuk membuat penilaian yang tidak memihak terhadap situasi di (pembangkit)."