ROXX, Gelegar Rock and Roll yang Tak Pernah Senyap
JAKARTA - Meski kondisinya masih sakit, Iwan Panjang secara mengejutkan naik ke atas panggung, mengambil alih posisi DD Crow. Iwan Achtandi, demikian nama lengkapnya, menderita strok sejak tahun 2019. Namun, malam itu, Selasa, 30 Agustus di Hard Rock Cafe Jakarta, dia nekat bermain gitar dalam lagu Gelap.
Kita mungkin melihat kekurangsempurnaan permainan Iwan dalam konser 35 tahun ROXX - juga launching album Black yang dirilis ulang dalam format CD oleh Kamar Musik ID dan Total Metal Music - itu. Tapi, bukan itu poinnya. Mari soroti semangat besar seorang Iwan. Gelegar rock and roll tidak pernah senyap dalam jiwanya.
Iwan membuktikan kepada khalayak rock dan metal yang menjejali Hard Rock Cafe, dirinya tak bisa dipisahkan dari ROXX. Dia adalah salah satu sumbu yang membuat unit musik keras perusak gendang telinga ini terus menyala.
Beberapa hari sebelum konser dihelat, DD Crow mengungkap kepada penulis: "Iwan sakit. Kalau Iwan bisa datang mungkin main satu dua lagu yang dia bisa," kata DD Crow di sela-sela sesi latihan ROXX, tanpa memberi kepastian.
Sementara itu, Rully Worotikan, additional guitarist yang menggantikan posisi Jaya, bahkan sedikit kaget sekaligus takjub ketika melihat Iwan tiba di Hard Rock Cafe bersama temannya yang menenteng gitar di dalam hardcase.
"Iwan jadi main?" tanya penulis kepada Rully.
"Jujur, sampai saat ini gue nggak tahu," respons gitaris band OMNI itu.
Nyatanya, pemilik tone khas dan licks ajaib ini memang tidak mau sekadar datang dan duduk manis tanpa mengajak penonton bapak-bapak bernostalgia. Dia menjadi bagian dari pesta malam itu.
Oh hujan datanglah sejenak
membasahi jiwa
yang kering meranggas
Tuk menggapai semua cita
yang akan kuraih dan kutempuh
Burung camar terbang melayang
ceritakan semua resahku ini
agar kudapat melangkah
dengan hati yang
tegar dan pasti
Sedikit menengok ke belakang. Karier musik ROXX tergurat sejak 1 April 1987 dengan formasi awal yang terdiri dari Arry Yanuar (drum), Jaya (gitar), Iwan Panjang (gitar), Trison Manurung (vokal) dan Tonny 'Monot' (bass). Setelah merilis album Black (1992), Monot mundur untuk melanjutkan studinya di Jerman.
Usai diganti Didik Orange dalam album Nol (1995), Monot kembali ke ROXX dan terlibat dalam pembuatan album Bergema Lagi (2004). Sang bassis bertahan hingga sekarang. Pada 1999, Arry meninggal dunia. Trison pun bergabung ke Edane dan terlibat dalam pembuatan album 170 Volts (2002).
Jauh hari sebelumnya, tepatnya tahun 1995, Iwan sudah lebih dulu cabut akibat menderita gangguan kejiwaan. Semua anggota band dibuat bingung dengan kondisi itu. Pasalnya, Iwan satu-satunya anggota ROXX yang paling bersih dari narkoba.
Soal kepergiannya dari ROXX, Iwan beralasan dirinya ingin mengurusi negara karena bakal ada kudeta. Terdengar aneh, tapi, tiga tahun kemudian apa yang Iwan bilang benar-benar terjadi. Indonesia kacau balau. Krisis ekonomi dan kerusuhan di mana-mana sampai akhirnya Soeharto lengser dari kursi presiden.
Iwan adalah harapan keluarga dengan segala latar belakang pendidikannya yang tinggi. Tapi, orang tuanya kecewa dengan kondisi Iwan sampai akhirnya mereka meninggal dunia.
Sejak meninggalkan ROXX, Iwan praktis tidak pernah bercengkrama dengan gitar. Ia hanya melakukan peregangan jemari secara virtual di depan cermin. Tapi, ajaibnya, saat Jaya mengajaknya bermain di The Rock Cafe pada 2009, permainan Iwan sama sekali tidak melemah.
"Padahal dia udah 14 tahun nggak main gitar. Untuk rekaman total absen 17 tahun dan baru sekitar 6 bulan yang lalu (sebelum rekaman album Jauh dari Tuhan tahun 2012) dia punya gitar lagi. Pas rekaman gitar juga nggak gampang loh. Dia itu latihannya pake gitar yang nggak ada senarnya. Pas disuruh nge-take baru ganti gitar," beber Jaya dalam wawancara dengan majalah GitarPlus pada tahun 2012.
Jaya mengakui betapa susahnya mengatur Iwan. Gitaris unik ini kadang-kadang suka menghilang, padahal hari itu bisa saja jadwal rekaman gitar. Atau, pernah juga dia bilang 'ngapain sih ROXX masih ada? Laku aja nggak!' dan tiba-tiba dia ogah nge-take. "Ribet!" tandas Jaya yang akhirnya hengkang juga pada Januari 2016.
Tapi, ditegaskan DD Crow, Iwan itu penyemangat. Dengan adanya Iwan, meskipun cuma ngomong sendiri sambil merokok dan tidak melakukan apa-apa, ROXX bisa membuat sesuatu - katakanlah lagu. DD Crow sendiri menggantikan Iwan dalam album Bergema Lagi (2004) dan bertahan hingga sekarang. Dia pun ambil bagian dalam album Jauh dari Tuhan (2012) dan Anthem (2017).
BACA JUGA:
Kembali ke Hard Rock Cafe. Malam itu, ROXX yang tampil dengan formasi Trison (vokal), Tonny 'Monot' (bass), DD Crow (gitar) dan dua additional players; Adhytia Perkasa (drum, Siksakubur) dan Rully Worotikan (gitar, OMNI) menggemakan total 10 lagu.
Dibuka dengan Gontai dan ditutup sempurna oleh salah satu anthem rock and roll paling legendaris, Rock Bergema. Lagu-lagu lainnya meliputi; Dari Dulu, Price, Anthem, Gelap, Mr. J dan Heroin yang menampilkan Didik Orange pada bass, serta Muak, dan 5 cm.
Pada pertengahan konser, sebagai penambah cita rasa, Trison memanggil maestro gitar Eet Sjahranie untuk memainkan lagu Kau Pikir Kaulah Segalanya? (Kau Maniz Kau Ibliz) dari Edane. Lagu ini dicomot dari album 170 Volts saat Trison menjabat sebagai vokalisnya.
Mendekati pukul 23.00, konser pun usai. Satu-satunya noda hanyalah ulah salah satu penonton yang naik ke panggung pada lagu pamungkas. Bernyanyi sepanjang lagu sambil menghalangi penonton lain yang ada di belakangnya. Selebihnya, konser menyisakan nostalgia dalam gema rock and roll yang tak berkesudahan.
Rock n roll
Bergema di kesunyian dunia
Rock n roll
Semua problema tak pernah ada
Rock n roll
Nyanyikan irama lagu gembira...