Angkatan Laut Kirim Kapal Patroli dan Helikopter Militer, Iran Lepaskan Drone Maritim Amerika Serikat yang Sempat Ditahan

JAKARTA - Angkatan Laut Amerika Serikat mencegah kapal Iran menangkap sebuah pesawat tak berawak maritim Amerika di Teluk Persia pada Senin malam hingga Selasa waktu setempat, kata seorang komandan senior AS yang menilainya sebagai insiden 'mencolok' dan 'tidak beralasan'.

Pasukan AS di kawasan tersebut tengah transit di perairan internasional pada pukul 11 malam, saat melihat kapal Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGCN) Shahid Baziar, menarik drone maritim yang dioperasikan AS, juga dikenal sebagai kapal permukaan tak berawak Saildrone Explorer, kata Komando Pusat Angkatan Laut AS dalam keterangannya, dilansir dari CNN 31 Agustus.

Sebuah kapal patroli pantai Angkatan Laut AS USS Thunderbolt (PC-12) yang beroperasi di kawasan tersebut, dikerahkan ke lokasi.

Setelah Iran memasang tali ke pesawat tak berawak maritim, pasukan AS di daerah itu berkomunikasi langsung dengan Iran, mengatakan mereka menginginkan pesawat tak berawak itu kembali, kata seorang pejabat pertahanan AS.

Kapal patroli Angkatan Laut AS kemudian bergerak lebih dekat ke drone maritim. Pada saat yang sama, Armada ke-5 AS meluncurkan Helikopter Sea Hawk MH-60S dari Bahrain, mengambil posisi di atas drone.

Setelah AS merespons dengan kapal pantai dan helikopter Sea Hawk, kapal Iran memutuskan tali penarik dari pesawat tak berawak AS, meninggalkan daerah itu empat jam kemudian, jelas rilis tersebut.

Ilustrasi Saildrone Explorer Amerika Serikat. (Wikimedia Commons/U.S. Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Dawson Roth)

Angkatan Laut AS kemudian melanjutkan operasi 'tanpa insiden,' tambah rilis itu.

Wakil Laksamana Brad Cooper, komandan Komando Pusat Angkatan Laut AS, Armada ke-5 AS dan Pasukan Maritim Gabungan, menyebut tindakan IRGCN "mencolok, tidak beralasan dan tidak konsisten dengan perilaku kekuatan maritim profesional," dalam sebuah pernyataan tentang insiden tersebut.

"Pasukan angkatan laut AS tetap waspada dan akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan hukum internasional, sambil mempromosikan ketertiban internasional berbasis aturan di seluruh kawasan," terang Cooper dalam pernyataannya.

Terpisah, Jenderal Michael 'Erik' Kurilla, Komandan Komando Pusat AS yang mengawasi kehadiran militer AS di Timur Tengah, bereaksi keras, mengatakan tindakan Iran ilegal.

"Profesionalisme dan kompetensi awak USS Thunderbolt mencegah Iran dari tindakan ilegal ini," jelas Kurilla dalam sebuah pernyataan.

"Insiden ini sekali lagi menunjukkan aktivitas destabilisasi, ilegal, dan tidak profesional Iran yang terus berlanjut di Timur Tengah," tegasnya.

Drone maritim yang coba diambil oleh IRGCN adalah "milik Pemerintah AS dan dilengkapi dengan sensor, radar dan kamera untuk navigasi dan pengumpulan data," terang rilis tersebut.

Drone "tidak menyimpan informasi sensitif atau rahasia," tambahnya.