Debat Pilkada Tangsel: Baca Teks, Putri Ma’ruf Amin Singgung Oligarki dan Kegagalan Petahana
JAKARTA - Pasangan calon nomor urut 2 di Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) Siti Nurazizah-Ruhamaben mengaku sudah ‘belanja’ masalah dengan cara mendatangi kampung-kampung. Hasilnya, warga disebut menginginkan pemimpin baru di Kota Tangsel.
“Kami belanja masalah menghimpun data primer dan sekunder dengan cara ngampung mengunjungi 7 kecamatan dan 54 kelurahan, di Kota Tangsel. Kami menemukan dua masalah utama, yang pertama adalah kepemimpinan. Sudah 12 tahun berdiri banyak pekerjaan rumah yang belum selesai yang seharusnya selesai dalam 5 tahun awal pembentukan Tangsel, bahkan berkembang budaya oligarki,” kata Siti Nurazizah dalam debat Pilkada Tangsel yang disiarkan Youtube Kompas TV, Minggu, 22 November.
Putri Ma’ruf Amin kemudian menyebut persoalan kedua di Tangsel yakni ketimpangan kesejahteraan. Dari data Badan Pusat Statistik, rasio gini di Tangsel yakni 0,36.
Baca juga:
Belum lagi pemerintah kota menurut Siti Nurazizah tidak mampu mengimbangi kinerja pengembang swasta untuk menyediakan infrastruktur yang baik.
“Lebih dari 60 persen warga Tangsel menginginkan perubahan baik kepemimpinan maupun program,” tutur Siti Nurazizah yang membawa teks saat bicara visi misi dalam debat Pilkada Tangsel.
Ada dua solusi yang ditawarkan paslon Siti Nurazizah-Ruhamaben. Pertama, perubahan kepemimpinan yang pro rakyat dengan cara mencoblos nomor urut 2 di Pilkada Tangsel. Siti Nurazizah menekankan pengalaman dirinya 20 tahun di birokrasi didampingi Ruhamaben seorang teknokrat.
“Terlepas dari beban masa lalu utamanya beban budaya oligarki,” kata dia.
Solusi kedua yakni pemerataan kemajuan bagi warga Kota Tangsel. Caranya dengan program bantuan dan insentif demi pemberdayaan masyarakat berbasis RT-RW.
“Untuk memulihkan kondisi kesehatan masyarakat, pemulihan ekonomi, khususnya lapangan kerja,” kata Siti Nurazizah dalam debat Pilkada Tangsel.