Cita-cita Pemerintah di Industri Keuangan: Aset Bank Harus Lebih Besar dari PDB Nasional

JAKARTA – Pemerintah melalui Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyebut bahwa jumlah aset perbankan di Indonesia dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) masih tergolong rendah.

Menurut dia, jika dikomparasikan maka seluruh aset perbankan nasional hanya berporsi 59,5 persen terhadap PDB. Padahal, bisnis bank menguasai sekitar 80 persen pangsa pasar industri keuangan di Tanah Air, selain asuransi, pasar modal, dan pengelolaan dana pensiun.

Wamenkeu menambahkan, pemerintah berupaya meningkatkan kemampuan bank dalam memperbesar aset agar semakin memicu aktivitas perekonomian. Pasalnya, salah satu bagian dari aset bank adalah kredit.

Sehingga, apabila kredit yang keluar (ditarik masyarakat) semakin besar maka sinyal ekonomi berputar lebih kencang itu terjadi.

Berdasarkan data yang dia bagikan, diketahui bahwa Malaysia mampu menorehkan aset bank 198 persen terhadap PDB. Kemudian, Filipina 99 persen, Singapura 572 persen, dan Thailand 146 persen aset perbankan terhadap PDB-nya.

“Banyak negara aset bank mereka itu lebih tinggi dari PDB yang dimiliki, ini merupakan hal yang luar biasa. Kita baru 60 persen saja bahkan kurang, tetapi pemerintah terus berupaya untuk ke arah sana,” ujar dia saat menggelar rapat dengan Badan Legislatif DPR, dikutip Jumat, 19 Agustus.

Mengutip data yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diketahui bahwa jumlah aset perbankan Indonesia pada Mei 2022 adalah sebesar Rp10.180 triliun. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penutupan 2021 yang sebesar Rp10.112 triliun.

“Kalau kita melihat angka-angka ini, rasanya sektor keuangan di Indonesia masih bisa berkembang lebih pesat atau lebih besar karena lahan bisnisnya masih sangat luas,” tegas Wamenkeu Suahasil Nazara.