Dulu Dukung Pemakzulan, Politisi Partai Republik Liz Cheney Pertimbangkan Pencalonan Sebagai Presiden AS untuk 'Menjegal' Donald Trump
JAKARTA - Anggota Kongres Amerika Serikat dari Partai Republik Liz Cheney, bersumpah untuk melakukan semua yang dia bisa untuk menjauhkan Donald Trump dari Gedung Putih.
Itu termasuk akan memutuskan dalam beberapa bulan mendatang apakah akan mencalonkan diri sebagai presiden sendiri, setelah dia kalah dari penantang utama Harriet Hageman yang didukung Trump di Wyoming pada Hari Selasa.
Kekalahan Cheney dari Hageman, menandai kemenangan signifikan bagi mantan presiden dalam kampanyenya untuk menggulingkan politisi Partai Republik yang mendukung pemakzulannya, setelah gerombolan pendukungnya menyerbu Gedung Capitol tahun lalu.
Dalam mengakui persaingan, Cheney, kritikus sengit terhadap Trump yang telah memainkan peran penting dalam penyelidikan Kongres atas serangan 6 Januari di Capitol, mengatakan dia tidak bersedia "mengikuti kebohongan Presiden Trump tentang pemilihan 2020".
"Itu akan mengharuskan saya untuk memungkinkan upaya berkelanjutannya, untuk mengungkap sistem demokrasi kita dan menyerang fondasi republik kita. Itu adalah jalan yang tidak bisa dan tidak akan saya ambil," kata Cheney kepada para pendukungnya, melansir Reuters 18 Agustus.
Cheney mengatakan kepada acara 'Today' NBC pada Hari Rabu, dia "akan melakukan apa pun untuk menjauhkan Donald Trump dari Ruang Oval (Gedung Putih)", bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
"Ini adalah sesuatu yang saya pikirkan, dan saya akan membuat keputusan dalam beberapa bulan mendatang," sebutnya kepada 'Today' ketika ditanya tentang pencalonan presiden, menambahkan bahwa dia memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada Komite 6 Januari yang menyelidiki penyerangan Capitol Hill, Washington D.C.
"Saya percaya bahwa Donald Trump terus menimbulkan ancaman dan risiko yang sangat besar bagi republik kita. Dan saya pikir mengalahkannya akan membutuhkan front persatuan yang luas dari Partai Republik, Demokrat dan independen. Dan itulah yang saya ingin menjadi bagian darinya," papar Cheney.
Dengan 99 persen dari suara yang diharapkan dihitung di Wyoming, Hageman memimpin kandidat Partai Republik dengan 66,3 persen suara, diikuti oleh Cheney dengan 28,9 persen, menurut Edison Research, sebuah perusahaan pemantau Pemilu.
Kekalahan Cheney adalah tanda terbaru dari pengaruh abadi Trump atas Partai Republik.
Trump, yang telah mengisyaratkan bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024, menjadikan mengakhiri karir kongres Cheney sebagai prioritas di antara 10 anggota DPR dari Partai Republik, yang dia targetkan setelah mendukung pemakzulannya pada tahun 2021.
Cheney, putri mantan Wakil Presiden Republik Dick Cheney, telah menggunakan posisinya di Komite 6 Januari yang menyelidiki keadaan seputar kerusuhan Capitol, untuk tetap memperhatikan tindakan Trump hari itu dan klaim palsunya bahwa ia memenangkan pemilihan 2020.
Baca juga:
- Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan Israel, Menlu Turki Pastikan Ankara Tetap Mendukung Palestina
- Korea Utara Uji Coba Rudal Jelajah, Presiden Korea Selatan: Dialog untuk Bangun Perdamaian, Bukan Pertunjukan Politik
- Komandan Militer Iran Sebut Sanksi Barat Terhadap Rusia Gagal
- Pangkalan Udara dan Gudang Amunisi di Krimea Diguncang Ledakan, Komandan Armada Laut Hitam Rusia Diganti
Para pemimpin Republik diperkirakan akan membubarkan penyelidikan 6 Januari, jika mereka memenangkan kendali DPR pada November. Perwakilan di Kongres baru menduduki kursi mereka pada Bulan Januari.
Cheney yang duduk di DPR AS, memilih untuk memakzulkan Trump atas tuduhan menghasut kerusuhan Capitol. Dari 10 politisi Partai Republik yang mendukung pemakzulan, ada kemungkinan hanya satu, Dan Newhouse dari Washington, yang akan berada di Kongres setelah pemilihan November.