BPBD Kerahkan 4 Alat Berat Keruk Sendimantasi Sungai Desa Tolai Cegah Banjir
SULTENG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menurunkan empat alat berat mengeruk sedimentasi di Sungai Desa Tolai, Kecamatan Torue.
Upaya itu dilakukan guna mengantisipasi banjir di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) tersebut.
"Warga di Desa Tolai terancam banjir susulan karena sungai di desa itu sudah mengalami pendangkalan akibat sedimentasi," kata Sekretaris BPBD Parigi Moutong, Moh Rivai, dikutip dari Antara, Selasa 16 Agustus.
Ia menjelaskan, banjir bandang menerjang Desa Torue pada 28 Juli 2022 malam juga ikut merendam Desa Tolai Timur akibat luapan air sungai desa setempat, oleh karena itu guna mengantisipasi banjir susulan Pemkab Parigi mengerahkan empat alat berat melakukan normalisasi.
Empat alat berat melakukan normalisasi di Sungai Tolai dilaksanakan oleh Pemkab Parigi Moutong, Pemerintah Sulawesi Tengah dan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III).
"Selain fokus pemulihan di Torue, kami juga mengutamakan pengerukan material di Tolai, karena desa tersebut rawan banjir, sehingga kami mengoptimalkan penanganan di bagian hulu, termasuk optimalisasi perbaikan alur sungai Torue," ucap Rivai.
Baca juga:
- Wagub DKI Bilang Pemindahan Ibu Kota Cegah Jakarta Tenggelam, Walhi: Sesat Pikir
- Sidang Tahunan Parlemen, Pesan Puan ke 3,9 Juta ASN: Tinggalkan Sikap "Membenarkan yang Biasa" Memulai "Membiasakan yang Benar"
- Berkas Belum Lengkap, Penahanan Mardani Maming Diperpanjang KPK Selama 40 Hari
- Bareskrim Polri Tangkap Kasat Narkoba Polres Karawang: Masuk Jaringan Narkotika Tempat Hiburan
Apa lagi kondisi, kata dia, cuaca akhir-akhir ini tidak menentu, maka langkah antisipasi dipandang perlu supaya tidak menimbulkan dampak meluas ketika hujan lebat mengguyur.
Menurut kajian BPBD setempat, Parigi Moutong salah satu daerah di Sulteng rentan terhadap bencana hidrometeorologi khususnya banjir dan tanah longsor, karena letak geografisnya memiliki banyak pegunungan, lereng dan alur alam.
Apalagi intensitas hujan lebat mengguyur dengan durasi cukup lama, tidak menutup kemungkinan banjir bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.
"Risiko-risiko ini haru diminimalisir supaya dampak ditimbulkan tidak mengancam keselamatan penduduk, serta tidak meluas dan merusak infrastruktur," pungkasnya.