BANYUWANGI - Warga terdampak banjir di enam desa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk sementara dipindahkan ke hotel sebagai hunian sementara (huntara). Enam desa itu dilanda banjir pada Kamis 3 November malam.
"Bagi warga yang rumahnya rusak berat kami siapkan tempat tinggal sementara di Hotel Margo Utomo. Namun, warga banyak yang memilih tinggal di rumah kerabatnya," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat mengecek lokasi banjir, Jumat, 4 November 2022.
Adapun keenam desa itu, adalah Desa Kajarharjo, Kalibaru Kulon, Kalibarumanis, Banyuanyar, Kebunrejo, dan Kalibaru Wetan. Dari enam desa tersebut, Desa Kalibaru Wetan yang terdampak cukup parah. "Banjir ini terjadi karena curah hujan tinggi, sehingga saluran sungai tidak mampu menampung debit air yang sangat besar. Karena itu, Banyuwangi akan menambah jalur baru saluran sungai di kawasan tersebut," katanya.
Berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, di Kalibaru Wetan banjir mengakibatkan 35 rumah rusak berat, 13 rusak sedang, 13 rusak ringan, serta kendaraan dan hewan ternak hanyut. Selain itu banjir juga menyebabkan dua jembatan putus di Dusun Krajan, Desa Kajarharjo.
"Pendataan masih terus berlangsung. Paralel kita fokus pembersihan puing-puing dan sampah. Petugas bersama relawan dan warga kerja bakti untuk membersihkan lingkungan. Alat berat telah ditempatkan di lokasi untuk melakukan pembersihan. Truk-truk sampah juga kita kerahkan," katanya.
Pemkab Banyuwangi juga telah menyalurkan bantuan yang dibutuhkan warga. Selain itu posko bantuan dan dapur umum telah didirikan yang dipusatkan di Balai Desa Kalibaru Wetan. "Untuk awal, fokus utama adalah keselamatan warga. Puskesmas dan tim kesehatan dihadirkan periksa kondisi warga," ujarnya.
Untuk langkah selanjutnya, Ipuk mengatakan agar kejadian tidak kembali terulang, Pemkab Banyuwangi bersama instansi terkait membuat mitigasi baru.
"Kami bersama instansi terkait akan melakukan perencanaan mitigasi baru. Kami akan membuat jalur baru dari hulu agar tidak masuk ke sungai-sungai kecil yang ada di pemukiman warga," katanya.
Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo, mengatakan salah satu penyebab banjir tersebut karena curah hujan dengan intensitas tinggi mencapai 338 mm selama empat jam. Ini membuat saluran air yang kecil tidak mampu menampung lonjakan debit air, sehingga air meluap ke pemukiman warga.
"Penanganan jangka pendek segera mengembalikan fungsi saluran yang rusak agar tidak mengganggu suplai air. Kami juga akan membuat afour saluran pembuangan perkebunan tebu diarahkan ke sungai besar agar aliran yang kecil ini tidak meluap lagi," kata Guntur.
Ditambahkan Plt Kepala Dinas PU Cipta Karya Danang Hartanto, selain melakukan pembersihan di lokasi banjir juga segera membenahi saluran-saluran yang buntu. Terkait jembatan yang putus, menurut Danang, akan segera dibangun jembatan sementara.
"Kami juga akan identifikasi semua bangunan yang ada di bantaran sungai. Kami petakan mana yang harus direlokasi dan yang masih dipertahankan," kata Danang.