BANYUWANGI - Sebanyak 32 rumah warga di enam desa di Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, hanyut saat terjadi banjir bandang pada Kamis, 3 November lalu. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa akan membangun hunian tetap (huntap), untuk merelokasi korban banjir tersebut.
"Salah satu opsinya memang relokasi ke huntap, karena ada 32 rumah hanyut kena arus air termasuk ada material juga," kata Khofifah saat meninjau posko penanganan banjir di Balai Desa Kalibaru Wetan, Banyuwangi, Rabu, 9 November.
Selain 32 rumah hanyut, Khofifah menyebut ada 26 rumah lainnya mengalami rusak sedang dan 16 rumah rusak ringan.
Selain itu, barang berharga milik warga juga ikut hanyut di antaranya, empat sepeda motor, tiga mobil, tiga ekor sapi, 44 ekor kambing. "Lalu juga ada jembatan penghubung juga putus, yakni Jembatan ambrol di JL Joyosukarto RT 3 RW 13 Krajan dan Jembatan Penghubung antar RW Ambrol Tegal Pakis RT 2 RW 4," ujarnya.
Kerugian material ini terjadi di enam desa, yaitu Desa Kajarharjo, Kalibaru Kulon, Kalibarumanis, Banyuanyar, Kebunrejo, dan Kalibaru Wetan. Dari enam desa tersebut, Desa Kalibaru Wetan yang terdampak cukup parah akibat banjir bandang tersebut. Untuk desa Kalibaru Wetan, tercatat sebanyak 160 KK terkena dampak banjir.
BACA JUGA:
Karena itu, Khofifah bakal menyiapkan relokasi huntap, yang rencananya akan dibangun di lahan PTPN XII. Khofifah mengaku sudah koordinasi dengan PTPN XII dan beberapa pihak terkait lainnya. Hasilnya, tim PTPN sudah diterjunkan untuk meninjau langsung lokasi huntap.
"Rencana relokasi warga kemungkinan ada di sini. Saya senang melihat lokasinya karena bersambung dengan kampung warga, sehingga tidak tercerabut dari akar sosial budaya masyarakat yang sudah hidup bergenerasi di sini. Sekarang kita akan kordinasi teknis administratif kepada PTPN 12," katanya.
Sedangkan untuk anggarannya, Khofifah mengaku Pemprov Jatim siap membantu anggaran melalui Bantuan Tidak Terduga (BTT) senilai Rp50 juta, sama seperti yang dilakukan untuk kabupaten lain yang sedang mengajukan BTT untuk Huntap.
"Intinya, opsi relokasi memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat untuk memiliki hunian tetap (huntap). Sebab, masyarakat juga harus mengetahui bahwa mereka mendapat ganti rumah. Kalau mereka tau lokasinya di sini maka mereka akan bahagia," ujarnya.