APBN On Fire, Penarikan Utang Menyusut Hampir 50 Persen

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut bahwa kinerja apik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di sepanjang tahun ini berimbas pada penurunan realisasi penerbitan utang yang dilakukan pemerintah.

Menurut Menkeu, hingga 31 Juli 2022 realisasi pembiayaan anggaran tercatat sebesar Rp236,9 triliun.

Jumlah tersebut menyusut drastis jika dibandingkan dengan periode yang sama 2021 sebesar Rp468,8 triliun.

“Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang sampai dengan 31 Juli turun 49,5 persen dibanding periode yang sama 2021,” ujarnya melalui kanal digital saat memberi penjelasan kepada wartawan, Kamis, 11 Agustus.

Sri Mulyani merinci, jika utang yang telah dibuat pemerintah sampai bulan lalu terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp223,9 triliun dan pinjaman neto Rp13 triliun.

“Kita lihat, hasil ini juga tidak lepas dari sektor penerimaan negara yang tumbuh luar biasa,” tegasnya.

Menkeu menambahkan, APBN 2022 di akhir Juli masih membukukan surplus sebesar Rp106 triliun.

Nilai itu didapat dari pendapatan negara yang lebih tinggi dengan Rp1.551 triliun berbanding belanja yang sebesar Rp1.444,8 triliun.

Dalam catatan VOI, posisi utang pemerintah pada akhir Juni berada di angka Rp7.123,62 triliun atau setara 39,56 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Jumlah itu lebih tinggi dari bukuan Mei 2022 yang sebesar Rp7.002,24 triliun atau 38,88 persen PDB.

Disebutkan bahwa peningkatan utang terjadi karena adanya lonjakan kebutuhan anggaran dalam menanggulangi dampak pandemi beberapa tahun terakhir.