Wisata Pecinan Kya-kya di Surabaya Bakal Diresmikan Saat HUT ke-77 RI

JAKARTA - Pemkot Surabaya meresmikan lokasi wisata pecinan Kya-Kya di Jalan Kembang Jepun, pada momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudporapar) Surabaya Wiwiek Widayati di Surabaya, Rabu, mengatakan Kya-Kya jadi pengembangan wisata kota tua di Surabaya.

"Bagian kecilnya yang ada di sana kami akan coba optimalkan, sehingga Agustus bisa buka," kata Wiwiek, dikutip dari Antara, Rabu 10 Agustus.

Wiwiek mengatakan selain dilakukan penataan, kawasan Kya-Kya juga dilengkapi dengan kuliner khas Tionghoa serta hiburan seni dan budaya. Pertunjukan yang disiapkan ini dikemas dengan konsep ala pecinan.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga ada di posisi membuka destinasi yang bisa menjadi penunjang, antara lain ada rumah keluarga Abu Han.

Sekarang ini, kata Wiwiek, Pemkot Surabaya tengah melakukan optimalisasi kawasan tersebut. Upaya itu dilakukan dengan mempercantik kawasan Kya-Kya dengan cat warna-warni, mural hingga eksterior penunjang.

"Sudah ada perubahan yang luar biasa. Tinggal kami lengkapi dengan pengecatan, mural dan sebagainya. Hari ini proses mural dan pengecatan," ujar dia.

Selain mempercantik Kya-Kya, kata dia, Pemkot Surabaya juga menghubungkannya dengan kawasan Kota Tua di Jalan Karet dan Jalan Gula. Konsep destinasi wisata itu dilakukan agar lebih menarik, sehingga memantik wisatawan untuk datang.

"Ketika Kya-Kya dibuka, warga bisa berjalan ke Jalan Karet-Jalan Gula. Itu yang coba kami hubungkan," kata dia.

Selain menambah eksterior yang membuat kawasan Kya-Kya menjadi lebih ikonik, kata dia, pemkot juga bakal melengkapinya dengan transportasi becak untuk melayani wisatawan. Dengan menumpang becak, pengunjung dapat menikmati rute wisata malam di kawasan Kya-Kya hingga Kota Tua.

"Nanti ada becak yang bisa melayani rute wisata di Kya-Kya itu. Jadi, selain kuliner yang bisa dinikmati di sepanjang jalan, juga ada kesenian yang kita tampilkan. Misalnya, Barongsai, Liang-Liong dan musik ala China," ujar Wiwiek.