Soal Rumah Sehat, Anies Disebut Sedang Caper ke Masyarakat Kelas Bawah Jelang Pemilu 2024
JAKARTA - Peneliti politik dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati menduga ada maksud politik dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang melakukan penjenamaan rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi rumah sehat untuk Jakarta.
Menurut Wasisto, penamaan rumah sehat pada rumah sakit milik pemerintah daerah ini merupakan cara Anies untuk mencari perhatian kepada masyarakat. Anies ingin menumbuhkan rasa simpati dan empati kelompok masyarakat, terutama kelas bawah padanya jelang Pemilu 2024.
"Penggantian nomenklatur dari rumah sakit ke rumah sehat ini kan upaya pak anies untuk bisa meraih empati dari masyarakat kelas bawah. Diberi label rumah sehat itu sebagai bagian dari upaya untuk bisa menarik simpati atau empati akar rumput," kata Wasisto saat dihubungi, Jumat, 5 Agustus.
Pola seperti ini sebelumnya telah diterapkan oleh Anies, yakni pada saat melakukan perubahan puluhan nama jalan di Jakarta menjadi nama tokoh Betawi.
Meskipun ada riak kontroversi maupun kritikan dari kebijakan ini, Wasisto melihat, setidaknya Anies ingin meninggalkan "warisan" kebijakan yang menyentuh masyarakat setelah masa jabatannya berakhir pada Oktober 2022 mendatang.
"Warisan" ini, lanjut Wasisto, bisa menjadi bekal Anies untuk tetap meningkatkan elektabilitasnya jelang Pemilihan Presiden 2024.
"Kalau kita ilihat, ini bentuk investasi jangka panjang. Maksudnya, Pak Anies di sini berusaha menginvestasi namanya dengan nomenklatur ini bahwa kedua kebijakan terkait ini kan adalah warisan dari Pak Anies semuanya, terlepas dari kontroversi yang ada," urai Wasisto.
Baca juga:
- Soal Rumah Sehat untuk Jakarta, Dinkes DKI Sebut Nama RSUD Tetap Ada
- Dukung Anies Ganti Nama RSUD Jadi Rumah Sehat, PKS: Berikan Aura Positif
- Anies Ubah Nama RSUD Jadi 'Rumah Sehat', Menkes Tak Masalah: Secara Legal Tetap Rumah Sakit
- Anies Kembali Ditagih Janjinya untuk Cabut Pergub Penggusuran Paksa Buatan Ahok
Sebagai informasi, rumah sehat untuk Jakarta merupakan sebuah penjenamaan layanan kesehatan milik Pemprov DKI Jakarta sebanyak 31 RSUD. Anies pun menjelaskan alasan dirinya membuat kebijakan tersebut.
Anies mengatakan pengubahan nama rumah sakit menjadi rumah sehat pada fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah ini dilakukan untuk mengubah pola pikir masyarakat agar tidak hanya berkunjung di saat sakit, namun juga dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas kesehatannya.
Hal ini Anies sampaikan saat peluncuran penamaan rumah sehat untuk Jakarta di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, 3 Agustus.
“Selama ini rumah sakit kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif, sehingga orang datang karena sakit dan ingin sembuh. Datanglah ke rumah sakit untuk sembuh, padahal untuk sembuh harus sakit dulu. Nah di sisi lain pada pandemi kemarin kita menyaksikan pentingnya menjaga kesehatan. Karena itu Rumah Sehat ini perannya ditambah, yakni aspek promotif dan preventif,” kata Anies.
Keputusan Anies ini menuai kritikan dari sejumlah Anggota DPRD DKI Jakarta, khususnya Fraksi PDIP dan PSI. Namun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ternyata tak mempermasalahkan penjenemaan tersebut.