KPAI Cek Kabar Calon Ketua OSIS SMAN 6 Depok Mengundurkan Diri karena Diskriminasi
JAKARTA - Beredar kabar seorang calon Ketua OSIS SMA Negeri 6 Depok berinisial EC mengundurkan diri dari jabatannya karena dugaan diskriminasi akibat beragama nonmuslim.
Peristiwa ini terungkal lewat akun Twitter @Donny5cm. Ada unggahan tangkapan layar pesan WhatsApp yang menyatakan bahwa EC mendapat perolehan suara terbanyak dari para siswa, sehingga akan memenangkan pemilihan ketua OSIS.
Namun, ada beberapa oknum dari sekolah yang disebut tidak terima sampai mengadakan pemilihan ulang karena EC beragama nonmuslim.
"Wah... Kok begini? Miris bacanya. Hidup pendidikan indonesia?!" tulis akun Twitter @Donny5cm pada Kamis, 12 November.
Baca juga:
Menanggapi hal ini, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti baru mengetahui kabar tersebut. Ia akan mengecek kasus di layanan pengaduan KPAI.
"Saya baru tahu. Sebentar ya, saya cek di media sosial dan pengaduan KPAI terlebih dahulu," kata Retno saat dikonfirmasi VOI.
Sambil mengecek ke layanan pengaduan, Retno memastikan pihaknya akan meminta penjelasan pihak SMA Negeri 6 Depok untuk mencari tahu kebenaran dari kasus ini.
"Nanti dicek dulu kebenarannya. Biasanya KPAI akan meminta klarifikasi dari pihak sekolah," lanjut dia.
Sebagai informasi, kasus diskriminasi kepada siswa pernah terjadi sebelumnya di SMA Negeri 58 Jakarta. sebuah tangkapan layar dalam aplikasi WhatsApp berisi nada SARA beredar di media sosial.
Pada grup dengan nama "Rohis 58", seorang guru agama di SMA Negeri 58, Ciracas, Jakarta Timur, mengintervensi pilihan siswanya atas kandidat ketua OSIS.
Dalam percakapan tersebut, Tini Suharyati meminta para murid yang tergabung di dalam group WhatsApp Rohis 58 untuk tidak memilih calon Ketua Osis SMA Negeri 58 dengan nomor urut 1 dan 2 karena berbeda keyakinan dengannya.