China Minta Pemerintahan Baru Korea Selatan Lanjutkan Kebijakan Sistem Pertahanan Rudal AS, Khawatir Sistem Radar?

JAKARTA - Pemerintah China mendesak pemerintahan baru Korea Selatan di bawah Presiden Yoon Suk-yeol, untuk mempertahanan kebijakan pemerintahan sebelumnya, tentang sistem pertahanan rudal Amerika Serikat, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), pada Hari Rabu.

Itu mengacu pada apa yang disebut 'Tiga Tidak' yang meliputi; tidak ada penyebaran THAAD tambahan di Korea, tidak ada partisipasi dalam jaringan pertahanan rudal yang dipimpin AS dan tidak ada keterlibatan dalam aliansi militer trilateral dengan Jepang.

Ketiga hal ini menjadi prinsip yang dipegang Moon Jae-in yang liberal dari Partai Demokrat Korea Selatan, selama menjalankan pemerintahan perioden 2017 - 2022.

"Korea Selatan menyatakan sikap hormatnya pada masalah THAAD pada 2017," kata Zhao Lijian, juru bicara kementerian luar negeri Beijing, dalam konferensi pers, melansir Korea Times 27 Juli.

"Ini memainkan peran penting dalam kerja sama dan pendalaman rasa saling percaya," sambung Zhao.

Pernyataan Zhao menanggapi pertanyaan tentang komentar baru-baru ini oleh Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin, pendekatan 'Tiga Tidak' bukanlah kesepakatan atau janji formal dengan China.

Ilustrasi penembakan THAAD. (Wikimedia Commons/Department of Defense/Missile Defense Agency/Ralph Scott)

Dia menambahkan, seorang pemimpin baru "tidak bisa menutup mata terhadap utang masa lalu" dan mendesak Seoul untuk "bertindak dengan hati-hati" sehubungan dengan masalah yang sangat sensitif, yang mempengaruhi keamanan negara tetangga.

Diketahui, ketika berkampanye dalam untuk pemilihan beberapa waktu lalu, Presiden Yoon, konservatif yang berasal dari Partai Kekuatan Rakyat, mengemukakan perlunya Korea Selatan untuk mendapatkan baterai THAAD tambahan yang dikerahkan di tanahnya untuk melawan ancaman rudal yang berkembang dari Korea Utara.

Adapun China, khususnya, dikenal sensitif mengenai sistem radar kuat yang dioperasikan dalam sistem THAAD. Sistem pertahanan anti-rudal balistik besutan AS ini dirancang untuk menjatuhkan rudal jarak pendek, menengah dan intermediate-range. Salah satu kekuatan sistem pertahanan ini adalah keberadaan AN/TPY-2 ground-based radar (GBR), long-range, very high-altitude active digital antenna array.