Gempa 7,1 Skala Richter Guncang Filipina: Empat Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka, Rusak Bangunan Bersejarah Peninggalan Kolonial Spanyol
Pekerja di Manila keluar dari gedung saat gempa terjadi. (Twitter @japtobias)

Bagikan:

JAKARTA - Gempa berkekuatan 7,1 skala Richter yang melanda Pulau Luzon di Filipina utara pada Hari Rabu menewaskan empat orang, merusak bangunan dan mengirimkan getaran kuat yang terasa hingga Manila.

Dua orang tewas di Provinsi Benguet, satu di Provinsi Abra dan satu lagi di provinsi lain, kata Menteri Dalam Negeri Benjamin Abalos dalam konferensi pers. Enam puluh orang terluka, katanya.

Gempa melanda sekitar 11 km (enam mil) tenggara kota Dolores pada kedalaman dangkal 10 km (6 mil), menurut data Survei Geologi AS.

"Meskipun laporan menyedihkan tentang kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi, kami memastikan tanggapan cepat kepada mereka yang membutuhkan dan terkena dampak bencana ini," kata Presiden Ferdinand Marcos Jr di Facebook, melansir Reuters 27 Juli.

Sementara, Renato Solidum, direktur badan seismologi negara, mengatakan kepada stasiun radio DZRH, gempa susulan yang kuat diperkirakan akan terjadi.

"Fokus perhatian ada di Abra dan provinsi sekitarnya. Ini gempa besar," sebut Solidum.

Abalos mengatakan 173 bangunan rusak dan 58 tanah longsor dilaporkan, dengan 44 dari 60 terluka di provinsi Abra.

Terpisah, sebuah rumah sakit di provinsi Abra dievakuasi setelah sebagian bangunan runtuh, tetapi tidak ada korban yang dilaporkan di sana, kata para pejabat.

Wakil Gubernur Abra, Joy Bernos, mengunggah foto rumah sakit Abra yang rusak di akun Facebook-nya, yang menunjukkan lubang menganga di fasadnya. Foto-foto lain menunjukkan tempat tidur rumah sakit, termasuk satu dengan pasien, didorong melintasi jalan dan mengevakuasi staf rumah sakit.

Abra, rumah bagi hampir 250.000 orang, adalah provinsi yang terkurung daratan di Filipina utara. Lembah-lembahnya yang dalam dan bukit-bukitnya yang landai dikelilingi oleh pegunungan yang terjal.

Filipina rentan terhadap bencana alam dan terletak di "Cincin Api" Pasifik yang aktif secara seismik, sekelompok gunung berapi dan garis patahan yang melingkari tepi Samudra Pasifik. Gempa bumi sering terjadi dan ada rata-rata 20 topan setiap tahun, beberapa memicu tanah longsor yang mematikan.

Eric Singson, seorang anggota kongres di provinsi Ilocos Sur, juga di utara, mengatakan kepada stasiun radio DZMM, gempa terasa kuat di sana dan berlangsung selama 30 detik atau lebih.

"Saya pikir rumah saya akan jatuh. Sekarang, kami mencoba menjangkau orang-orang. Saat ini ada gempa susulan sehingga kami berada di luar rumah kami," terang Singson.

Tak hanya itu, gempa kali ini juga merusak bangunan warisan di kota Vigan, yang terkenal dengan arsitektur kolonial Spanyol kuno, di pantai barat Luzon.

Turis Edison Adducul mengatakan kepada radio bahwa dia mengambil foto menara Lonceng Gereja Bantay di Vigan ketika gempa melanda, mengguncang menara hingga tiga menit.

Senator Imee Marcos mengatakan beberapa gereja rusak. "Bata antik dan batu koral jatuh dari Menara Lonceng Bantay," katanya.

Diketahui Gempa juga terasa di Manila di mana beberapa bangunan dievakuasi, dengan beberapa orang terpaksa mengungsi dari lantai 30 satu gedung, dan sistem kereta bawah tanah kota dihentikan pada jam-jam sibuk.