Bosch Perkirakan Kelangkaan Chip Berlangsung Hingga 2023, Meski Pasar Chip Dunia Juga Alami Resesi
JAKARTA - Grup teknologi Bosch memperkirakan kelangkaan pasokan untuk beberapa jenis chip akan berlangsung hingga 2023. Bahkan ketika inflasi mengurangi permintaan untuk barang-barang konsumen tertentu, perusahaan mengatakan kemungkinan itu pada Rabu, 13 Juli , ketika mengumumkan investasi 3 miliar euro (Rp 45 triliun) dalam produksi chip.
"Banyak yang akan mereda pada 2022, tetapi masih akan ada kemacetan di 2023. Industri individu mungkin membutuhkan lebih sedikit chip jika permintaan turun karena kemungkinan penurunan...tetapi Anda tidak dapat membangun strategi untuk itu," kepala eksekutif Stefan kata Hartung dalam sebuah wawancara, yang dikutip Reuters.
Bosch mengumumkan sebelumnya pada Rabu lalu bahwa mereka akan menginvestasikan 3 miliar euro dalam produksi chip pada tahun 2026, yang terbaru dari serangkaian perusahaan yang memanfaatkan dukungan Eropa untuk industri ini guna mengurangi ketergantungan pada pemasok di luar negeri.
Grup, yang memproduksi chip silikon karbida dan sensor mikro untuk segala hal, mulai dari mobil hingga earbud, akan menempatkan 170 juta euro untuk pusat pengembangan baru di Jerman dan 250 juta euro untuk memperluas pabrik wafernya di Dresden.
Baca juga:
- Runtuhnya Harga Bitcoin Diikuti Pula Harga Kartu Grafis yang Anjlok
- Banyak Rintangan Aturan, Amerika Serikat Dominasi Tingkat Hash dan Instalasi ATM Kripto Dunia
- Rekomendasi 7 Skin Free Fire Keren Dan Cara Terbaik Mendapatkannya
- Akibat Sanksi Barat, Sberbank Gunakan Chip Bekas yang Tidak Aktif untuk Terbitkan Kartu Kredit Baru
Bosch juga akan mengeksplorasi pembuatan chip menggunakan galium nitrida, yang dapat mencapai pengurangan kehilangan daya empat kali lipat dibandingkan dengan chip daya berbasis silikon tradisional.
Sementara pembuat chip lain seperti Intel memiliki rencana untuk mengembangkan chip kecil 2-nanometer, fab wafer Bosch dirancang untuk chip 40 hingga 200 nanometer yang digunakan dalam elektromobilitas.
"Tujuannya harus menghasilkan chip untuk kebutuhan spesifik industri Eropa. Itu berarti tidak hanya chip di ujung bawah skala nano," kata kepala eksekutif Stefan Hartung.
Perusahaan menggunakan sebagian besar chip yang diproduksi dalam produknya sendiri, tetapi juga bergantung pada pasokan dari produsen pihak ketiga.
"Para pemasok kami harus mengalokasikan sumber daya mereka yang langka secara tepat sasaran sehingga kami harus melakukan hal yang sama dengan pelanggan kami," kata Hartung.