Tak Punya Tokoh Elektabilitas Tinggi, Pengamat: KIB Jadi Koalisi Paling Lemah
JAKARTA - Koalisi menjelang Pemilu 2024 sudah bermunculan. Setelah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dideklarasikan Golkar-PAN-PPP, Gerindra dan PKB sepakat membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Bahkan Koalisi Gerindra dan PKB sedang menggodok nama Prabowo Subianto untuk dipasangkan bersama Muhaimin Iskandar. Sementara Partai NasDem meski belum mengumumkan koalisi bersama PKS dan Demokrat, tapi partai-partai ini sudah memberi sinyal bakal mengusung Anies Baswedan.
Dari koalisi yang muncul, Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menjadi koalisi partai politik yang paling lemah. Sebab menurutnya, tidak ada sosok capres maupun cawapres yang elektabilitasnya cukup tinggi dari Golkar, PPP maupun PAN.
“KIB jadi koalisi paling lemah. Dari ketokohan tidak ada tokoh yang muncul dominan secara elektabilitas,” ujar Dedi Kurnia di Jakarta, Selasa, 5 Juli.
Dedi menyebutkan, dari sisi ketua umum baik Golkar, PAN dan PPP elektabilitas ketiganya masih jauh dari nama-nama capres cawapres yang lain. "(Ketua umum) elektabilitasnya cukup lemah,” kata Dedi.
Apalagi, tambah Dedi, muncul desakan mundur terhadap Ketum PPP Suharso Monoarfa. Hal itu, menurutnya, mengancam KIB yang bisa saja bubar di tengah jalan.
“Masalah buat KIB, koalisi paling rentan sekaligus mereka terancam bubar di tengah jalan,” pungkasnya.
Baca juga:
- Tersangka Kasus Indosurya Lepas dari Tahanan, Kejagung Minta Penyidik Tak Desak Penyelesaian Berkas Perkara
- 2 Tersangka Kasus KSP Indosurya Dibebaskan dari Tahanan, Kompolnas Minta Bareskrim Tetap Profesional
- 2 Tersangka Bebas dari Tahanan, Korban KSP Indosurya Bakal Demo Pekan Depan
- Cegah Melarikan Diri Usai Bebas dari Tahanan, 2 Tersangka Kasus Indosurya Dikenakan Wajib Lapor