Anggaran Operasional JIS Rp50 Miliar Per Tahun, Wagub DKI: Perawatan Tidak Murah
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku biaya perawatan Jakarta International Stadium (JIS) memang tidak cukup mahal. Itu sebabnya anggaran operasional JIS selama setahun mencapai Rp60 miliar.
"Memang JIS ini kan biaya perawatannya tidak murah," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta Rabu, 29 Juni.
Riza menyebut, BUMD PT Jakpro selaku pengelola JIS telah menghitung secara cermat mengenai proyeksi pemasukan dan pendapat tersebut. Termasuk, mencari sumber pembiayaan lain ketika JIS beroperasi.
Mantan Anggota DPR RI ini mengklaim, secara prinsip, perusahaan milik Pemprov DKI ini mengelola bangunan yang bersumber dari anggaran daerah secara profesional dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Kita ini di Jakarta, semua pengelolaan anggaran ini sangat transparan dan bertanggung jawab dan makanya kita dapat WTP 5 kali berturut. Silakan teman-teman melakukan pengecekan pengawasan audit sekalipun, kira-kira enggak masalah, karena semuanya dilakukan secara transparan dan terbuka," urai Riza.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Jakpro Widi Amanasto mengaku pihaknya membutuhkan biaya antara Rp50 miliar hingga Rp60 miliar untuk biaya pemeliharaan operasional, keamanan, mekanikal elektrikal, hingga asuransi bangunan.
Baca juga:
- Tersangka Kasus Indosurya Lepas dari Tahanan, Kejagung Minta Penyidik Tak Desak Penyelesaian Berkas Perkara
- 2 Tersangka Kasus KSP Indosurya Dibebaskan dari Tahanan, Kompolnas Minta Bareskrim Tetap Profesional
- 2 Tersangka Bebas dari Tahanan, Korban KSP Indosurya Bakal Demo Pekan Depan
- Cegah Melarikan Diri Usai Bebas dari Tahanan, 2 Tersangka Kasus Indosurya Dikenakan Wajib Lapor
"Per tahunnya sekitar 50 sampai 60-an (miliar rupiah). Itu adalah biaya seperti pemeliharaan operasional, house keeping, security, mechanical, electrical. Jadi, misalnya ada lampu yang harus diganti, termasuk utilitas juga. Asuransi bangunan juga masuk ke situ, operasional dan maintenance rutin," tutur Widi.
Tak hanya operasional, Widi juga mengaku JIS membutuhkan biaya depresiasi atau akumulasi biaya yang dialokasikan untuk aset tetap yang akan menyusut selama suatu periode. Jakpro menghitung depresiasi JIS sebesar Rp150 miliar per tahun.
"Untuk JIS yang nilainya Rp4,5 triliun dibagi 30 tahun maka kita akan terkena (depresiasi) Rp150 miliar per tahun. Depresiasi ini dibukukan atau pencatatan saja," ujar Widi.
Selain itu, Jakpro juga harus mendulang pendapatan lebih selain menutupi biaya operasional dan depresiasi, perkiraan nominalnya sekitar Rp30 miliar per tahun. Sehingga, pendapatan JIS yang menjadi target Jakpro sebesar Rp220 miliar per tahun.