Pertemuan Megawati-Jokowi di Peresmian Masjid At-Taufiq, Bisakah Redam Isu Kerenggangan?
JAKARTA - Hubungan antara Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diisukan renggang. Hanya saja, keduanya bertemu di acara peresmian Masjid At-Taufiq dan mengatakan hubungannya baik-baik saja.
Presiden Jokowi secara resmi meresmikan Masjid At-Taufiq yang berada di seberang kantor Sekolah Partai PDIP di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Rabu, 8 Juni kemarin. Dalam sambutannya, eks Gubernur DKI Jakarta ini memang berjanji untuk hadir secara langsung.
"Saya sangat senang, yang pertama karena sudah tiga bulan lalu saya janjian dengan Ibu Megawati Soekarnoputri untuk hadir di sini," kata Jokowi mengawali sambutannya.
Di sela sambutannya, Jokowi menyebut hubungannya dengan Presiden ke-5 RI itu juga seperti anak dan orang tua. Dia bahkan mengatakan punya hubungan batin dengan Megawati.
"Ibu Mega itu seperti ibu saya sendiri. Saya sangat, sangat, sangat menghormati beliau, Ibu Megawati dan hubungan anak dengan ibu ini adalah hubungan batin," ungkapnya.
Jokowi menegaskan dirinya selalu menghormati Megawati. Rasa hormat ini, sambung dia, selalu ada meski ada perbedaan pendapat yang dianggapnya hal biasa dalam hubungan ibu dan anak.
"Saya sangat hormat pada beliau yang selalu penuh dengan rasa kepercayaan yang tidak pernah berubah," tegasnya.
"Kemudian kalau dalam perjalanan panjang kadang-kadang ada perbedaan antara anak dan ibu itu wajar-wajar saja, biasa," imbuh Jokowi.
Munculnya isu kerenggangan hubungan dua tokoh ini diduga terjadi setelah Jokowi menghadiri acara kelompok relawan Pro Jokowi (Projo) beberapa waktu lalu. Dia saat itu seakan memberi sinyal mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang ikut hadir dalam acara itu.
Setelah kejadian ini, Megawati dan Jokowi jarang bertemu di satu acara yang sama. Contohnya, saat acara pernikahan adik Jokowi, Idayati dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) di Solo, Jawa Tengah.
Saat acara itu berlangsung, tak ada kehadiran Megawati di sana. Kejadian serupa juga terjadi saat upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga:
- KPK Jadi Lembaga Penegak Hukum yang Tingkat Kepercayaannya Paling Rendah Versi Survei Indikator
- Dewas KPK Tunggu Penjelasan Tambahan Dirut Pertamina Terkait Dugaan Penerimaan Tiket MotoGP Lili Pintauli
- Dugaan Menerima Fasilitas Hingga Tiket MotoGP Mandalika, Lili Pintauli Siregar Masih Diperiksa Dewas KPK
- Menunggu Dewan Pengawas KPK Panggil Lili Pintauli Siregar Terkait Dugaan Penerimaan Tiket MotoGP
Kembali ke acara peresmian Masjid At-Taufiq, Megawati juga menegaskan tentang hubungan kekeluargaan seperti yang disinggung Jokowi.
Berada di sebelah Presiden Jokowi dan ibu negara, Iriana, Megawati mengaku relasi semacam ini sudah terjalin sejak dulu. "Ini ada Pak Jokowi, ada Ibu (Iriana, red) juga, kami dari dulu kekeluargaan," kata Megawati.
"Jadi, kalau mau istilahnya digoreng-goreng (hubungannya, red) itu, kan begitulah," imbuhnya.
Tak hanya itu, Megawati juga mengaku senang Presiden Jokowi telah menepati janjinya untuk datang ke masjid yang dinamai seperti mendiang suaminya, almarhum Taufiq Kiemas.
"Ya, senang banget (Presiden Jokowi hadir, red)," ujar Megawati.
Lalu bisakah pertemuan dua tokoh ini meredam isu adanya kerenggangan?
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin mengatakan politik memang kerap menunjukkan dua sisi. Apa yang ada di depan publik belum tentu juga terjadi di belakang.
"Sehingga belum bisa dipersepsikan bahwa Teuku Umar (membahasakan Megawati yang bertempat tinggal di Jalan Teuku Umar) dan istana itu baik-baik saja," jelas Ujang.
"Politik itu drama. Banyak politisi ketika di depan rangkul-rangkulan tapi ketika di belakang saling serang," imbuhnya.
Dia kemudian mengambil contoh seperti kehadiran Jokowi di ajang balap Formula E pada Minggu, 4 Juni lalu.
Meski menghadiri acara itu dan berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Jokowi belum tentu mendukung mantan menterinya itu di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. "Kita tidak tahu isi hati keduanya. Hanya Tuhan yang tahu isi hati masing-masing," kata Ujang.
Sehingga, Ujang menilai, masyarakat kini tinggal melihat bagaiman kelanjutan dari drama yang terjadi menjelang tahun politik.
Tapi, pengamat politik tersebut mengapresiasi pertemuan antara Megawati dan Jokowi yang terjadi dalam momen peresmian masjid tersebut. Sehingga, ketegangan keduanya tak lagi bisa digoreng oleh pihak lain.
"Kita tentu senang, jika Jokowi dengan Mega sudah bertemu. Kita apresiasi pertemuan itu, agar ketegangan diantara mereka tidak berkepanjangan," pungkasnya.