Microsoft Gandeng SpaceX untuk Layanan Cloud di Luar Angkasa
JAKARTA - Microsoft berusaha untuk menghadirkan layanan komputasi awan atau cloud di luar angkasa, bernama Azure Space. Platform itu nantinya akan dikembangkan bersama SpaceX.
Azure Space, bertujuan untuk menawarkan pusat data komputasi awan seluler yang dapat digunakan di mana saja. Untuk bisnis yang sedang berkembang, Microsoft telah meminta satelit internet Starlink SpaceX dan memperluas perjanjiannya dengan perusahaan satelit SES untuk Azure Space.
"Ruang angkasa telah memberdayakan dunia untuk waktu yang lama dan bersama dengan mitra kami di Microsoft sangat bersemangat untuk mendemokrasikan ruang bagi semua industri untuk memungkinkan opsi baru bagi perusahaan seputar konektivitas dan komputasi," kata wakil presiden perusahaan untuk Azure Global, Tom Keane seperti dikutip dari Space, Jumat 23 Oktober.
Baca juga:
Nantinya, Microsoft akan diberi akses ke jaringan satelit Starlink untuk Azure Modular Datacenter (MDC). Diketahui, MDC adalah unit pusat data mandiri yang dapat dipindahkan ke mana pun dan diperlukan untuk kebutuhan komputasi serta penyimpanan cloud klien. Ini dapat beroperasi dalam lingkungan yang menantang, termasuk lokasi terpencil.
"Pendekatan kami membantu mengatasi beberapa tantangan teknologi terberat yang dihadapi pelanggan kami di luar angkasa," ungkap Microsoft.
"Seperti menangani sejumlah besar data yang dihasilkan dari satelit, menghadirkan layanan cloud dan bandwidth ke lokasi paling terpencil, dan merancang sistem luar angkasa yang sangat kompleks. Digabungkan dengan ekosistem mitra kami yang dapat membantu menghadirkan data ini lebih cepat, kami mempermudah untuk menemukan wawasan dan membuat koneksi yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan," imbuhnya.
Saat ini Microsoft juga tengah mengembangkan teknologi yang dapat membantu sektor publik dan swasta mencapai misi yang lebih cepat. Salah satu teknologi tersebut adalah Azure Orbital Emulator, yang mampu melakukan simulasi konstelasi satelit secara masif.
Raksasa teknologi tersebut mengatakan bahwa konstelasi satelit memerlukan perencanaan yang tepat dan menyematkan teknologi berbasis AI yang canggih. Perusahaan juga mengklaim bahwa emulator dapat membantu pengembang dengan membuat skenario secara real time menggunakan citra satelit yang telah dikumpulkan sebelumnya.
Perusahaan dan organisasi lainnya juga dapat menggunakannya untuk melatih algoritme AI dan untuk memastikan jaringan satelit yang mereka rencanakan akan berfungsi seperti yang mereka harapkan sebelum meluncurkan satu satelit.
"Kami siap untuk mendukung pelanggan dalam misi luar angkasa mereka di luar dan di planet ini, dan menggunakan kekuatan teknologi awan dan luar angkasa untuk membantu bisnis di seluruh industri membayangkan kembali solusi untuk beberapa masalah yang paling menantang di dunia," ujar Microsoft.