Bank Dunia Pangkas Tipis Pertumbuhan Ekonomi RI, Pemerintah Klaim Bukti Daya Tahan Baik

JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) merilis laporan terbaru perihal outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sepanjang tahun ini. Dalam risalah tersebut disebutkan bahwa laju pertumbuhan RI menurun 0,1 persen dari proyeksi sebelumnya menjadi 5,1 persen.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan bahwa angka Bank Dunia itu masih berada dalam kisaran proyeksi pemerintah, yakni 4,8 persen hingga 5,5 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang paling resilien (berdaya tahan baik),” ujarnya dalam keterangan pers hari ini, Rabu, 8 Juni.

Menurut Febrio, Bank Dunia mengemukakan bahwa perekonomian Indonesia akan mendapat dorongan dari kenaikan harga komoditas.

“Perekonomian Indonesia terus menunjukkan daya tahan di tengah gejolak global yang terjadi,” tuturnya.

Lebih lanjut, dia menyebut jika RI menjadi salah satu dari sedikit negara yang dapat mengembalikan output ke level prapandemi sejak 2021.

“Kinerja ekonomi domestik di tahun ini juga terus menguat antara lain didukung situasi pandemi yang terus terkendali,” tegas dia.

Untuk diketahui, situasi pandemi yang kondusif menjadi salah satu prasyarat penting agar kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi sosial terus terjaga. Salah satu cara yang akan terus ditempuh pemerintah adalah mendorong vaksinasi yang kini sudah mencapai 74 persen populasi untuk dosis pertama dan 62,1 persen untuk dosis lengkap.

“Saat ini, risiko perekonomian global telah bergeser dari krisis pandemi ke potensi krisis energi, pangan, dan keuangan. Pemerintah Indonesia akan terus menjaga agar kinerja ekonomi domestik terus menguat meski di tengah berbagai tantangan global,” jelasnya.

Febrio pun memastikan bahwa APBN juga akan terus diarahkan untuk menjadi instrumen penting merespon dinamika ekonomi yang terjadi, termasuk menjadi peredam tekanan (shock absorber).

“Di tengah peningkatan risiko global, APBN fokus melindungi daya beli masyarakat khususnya kelompok yang rentan serta terjaganya pemulihan ekonomi,” kata dia.

Sebagai informasi, Bank Dunia sendiri telah melakukan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global secara signifikan dari sebelumnya 5,7 persen pada 2021 menjadi hanya 2,9 persen di 2022.