Bagikan:

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa perjalanan ekonomi Indonesia pada periode 2022 diwarnai oleh berbagai dinamika yang tidak menentu, utamanya dari faktor eksternal.

Hal tersebut dianggap membawa kerawanan tersendiri pada daya tahan perekonomian, sehingga pemerintah memilih menempuh sejumlah kebijakan strategis, seperti penambahan anggaran subsidi/kompensasi.

Walau begitu, Jokowi menganggap RI mampu melalui tantangan dengan cukup apik.

“Alhamdulillah, posisi kita berada cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi 2022 lalu diperkirakan 5,2 persen hingga 5,3 persen dan ini sebuah prestasi,” ujarnya dalam Rakornas Kepala Daerah se-Indonesia pada Selasa, 17 Januari.

Menurut Jokowi, sikap optimistis tersebut didasarkan pada capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 yang bisa menembus hingga 5,7 persen.

“Bandingkan dengan negara-negara lain. Meski kita bisa melalui tahun turbulensi ekonomi di 2022. Hati-hati di tahun 2023, ini masih menjadi periode ujian bagi ekonomi kita maupun global,” tuturnya.

Oleh karena itu, Kepala Negara menghimbau kepada jajarannya untuk selalu memantau perkembangan terkini dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya agar bisa menghasilkan kebijakan yang mendukung stabilitas perekonomian nasional.

“Semua harus bekerja keras, mendeteksi informasi-informasi dan data yang ada di lapangan agar kita tidak keliru dalam membuat kebijakan di lapangan. Sekecil apapun kebijakan itu harus berdasarkan data dan fakta di lapangan,” tegas dia.

Untuk diketahui, Indonesia tergolong sukses dalam melalui periode sulit 2022 yang dipenuhi ketidakpastian akibat faktor geopolitik. Indikasi ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen sejak kuartal IV 2021 hingga terakhir 5,7 persen di kuartal III 2022.

Pemerintah sendiri berkeyakinan ekonomi 2022 bisa tumbuh di atas lima persen untuk keseluruhan tahun. Kondisi ini kontras dengan yang terjadi secara global.

Dalam catatan VOI, lembaga keuangan internasional IMF terus melakukan proyeksi menurun atas perekonomian global. Organisasi itu memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2022 adalah sebesar 3,2 persen. Sementara untuk 2023 anjlok menjadi 2,5 persen.

Pun demikian dengan Bank Dunia (World Bank). Dalam rilis terbaru di awal tahun ini, lembaga donor itu bahkan telah memangkas proyeksi 2023 menjadi 1,7 persen dari sebelumnya 3 persen.