Bukan Amerika atau China, Negara Seperti Bhutan Hingga Botswana Jadi Primadona Baru Ekspor RI
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa pada sepanjang 2022 terjadi peningkatan ekspor Indonesia ke berbagai negara di luar dari pasar utama selama ini.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan selama ini pangsa pasar tradisional RI untuk ekspor antara lain Amerika Serikat, China, India, dan Jepang.

“Sebelumnya pada 2021 ada sebanyak 56 negara (bukan pasar utama) yang hanya menyumbang kurang dari 1 juta dolar AS. Akan tetapi pada 2022 ekspor Indonesia ke berbagai negara tersebut meningkat yang impresif,” ujarnya kepada wartawan pada Senin, 16 Januari.

Menurut Margo, pasar RI meluas ke beberapa wilayah, seperti ke Asia Selatan, Afrika, hingga ke kawasan Karibia.

“Di tempat pertama ada Bhutan yang ekspornya naik 67,3 juta dolar AS dengan komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) dan kendaraan serta bagiannya (HS 87),” tuturnya.

Kedua, sambung Margo, adalah Botswana dengan kenaikan 3,7 juta dolar AS. Lalu, negara Chad di Afrika yang naik 1,4 juta dolar AS, Aruba naik 1,1 juta dolar AS, dan Kepulauan Virgin yang naik 820.00 dolar AS.

“Perluasan pasar ekspor ini diharapkan bisa terus berlanjut sehingga bisa meningkatkan produksi dalam negeri dan memperkuat perekonomian nasional,” tegas dia.

Dalam kesempatan tersebut Margo mengungkapkan pula jika total ekspor Indonesia di 2022 adalah sebesar 291,9 miliar dolar AS. Sementara impor tercatat sebesar 237,5 miliar dolar AS.

Torehan itu membuat RI berhasil meraih surplus neraca perdagangan sebesar 54,4 miliar dolar AS sekaligus memperpanjang rekor surplus dalam 32 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.