Pertempuran Berdarah Pecah di Jalanan Sievierodonetsk, Presiden Zelenksy Pastikan Pasukannya Rebut Kembali Wilayah yang Diduduki Rusia

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memastikan pasukannya berjuang merebut kembali seluruh wilayah yang diduduki pasukan Rusia, saat pertempuran jalanan berdarah pecah di Kota Sievierodonetsk.

"Kami telah kehilangan terlalu banyak orang untuk menyerahkan wilayah kami begitu saja," kata Presiden Zelensky melalui tautan video di sebuah acara yang diselenggarakan oleh surat kabar Financial Times Inggris, melansir Reuters 8 Juni.

"Kita harus mencapai deokupasi penuh dari seluruh wilayah kita," sambungnya.

Pernyataan sang presiden menanggapi dengan tegas, saran Ukraina harus menyerahkan wilayah kepada Rusia untuk mengakhiri perang, yang sekarang memasuki bulan keempat.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini, penting untuk tidak 'mempermalukan' Moskow, komentar yang ditafsirkan di Ukraina menyiratkan bahwa mereka harus menerima beberapa tuntutan Rusia.

"Kami tidak akan mempermalukan siapa pun, kami akan menanggapi dengan cara yang sama," ujarnya menjawab komentar Presiden Macron.

Saat dia berbicara, pasukan Ukraina di reruntuhan Sievierodonetsk berusaha untuk mempertahankan keuntungan, yang menurut Kyiv pasukannya telah membuat serangan balasan yang mengejutkan yang mengubah momentum di sana minggu lalu.

Gubernur wilayah Lugansk, Serhiy Gaidai mengatakan, para pembela merasa sulit untuk menangkis serangan Rusia di pusat Sievierodonetsk, sebuah kota industri kecil di timur.

"Rusia berusaha dengan sekuat tenaga untuk merebut Sievierodonetsk dan memotong jalan raya dari Lysychansk ke Bakhmut," ungkapnya dalam sebuah posting online.

"Di pusat regional sulit untuk mencegah serangan, tetapi penjajah tidak mengendalikan kota," lanjutnya.

Sementara itu, Moskow mengatakan pasukannya telah maju. Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi situasi di lapangan.