Keramaian Pasar Tanah Abang Jelang Lebaran 2022 Jadi Momentum Kebangkitan Industri Tekstil

JAKARTA - Sepuluh hari terakhir menjelang Lebaran, kawasan Pasar Tanah Abang mulai mengalami lonjakan pengunjung, yaitu pada Minggu 24 April.

Pusat penjualan pakaian terbesar di Asia Tenggara itu diramaikan pembeli yang didominasi wanita. Mereka mengerumuni gerai-gerai busana muslim dan perlengkapannya menjelang Hari Raya Idulfitri 1443 H.

Manager UPT Pasar Tanah Abang, Agus Lamun mengatakan, keramaian pengunjung ini setelah pemerintah mengumumkan kelonggaran beraktivitas. Jumlah pengunjung di Blok A, F, dan G terus mengalami peningkatan.

"Sebenarnya sudah sejak bulan Februari sudah naik angka pengunjung. Tapi memang jelang Lebaran ini aktivitas pembeli terus menunjukkan peningkatan," kata Agus kepada VOI, Minggu 24 April.

Bangunan Pasar Tanah Abang Blok G. (ANTARA)

Geliat ekonomi pun mulai terasa di Pasar Tanah sejak pemerintah mengendurkan aktivitas melalui PPKM level 2. Tanah Abang merupakan salah satu lokasi perbelanjaan tekstil yang paling terimbas oleh COVID-19. Tanah Abang hingga saat ini masih menjadi idola warga yang berdomisili di Jakarta dan juga daerah, bahkan luar negeri.

Jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang pada awal Maret sudah mencapai 25-30 ribu orang. Jumlah kunjungan ini mengalami kenaikan yang positif dibandingkan dengan dengan bulan yang sama sebelum Ramadan 2020 dan 2021. Sebagai catatan, Ramadan tahun 2020 jatuh pada 24 April atau hanya sebulan setelah COVID-19 menjadi pandemi.

Omzet Harian Rp45 Miliar

Peningkatan transaski perdagangan dengan retailer dari daerah mencapai 70-80 persen. Perkiraan pengeluaran pengunjung rata-rata sebesar Rp1,5 juta, maka omzet harian di tanah abang bisa mencapai Rp45 miliar.

Seorang pedagang, Firdaus pemilik gerai pakaian muslim mengatakan keramaian tanah abang telah dimulai sejak 28 Maret 2022. Pengunjung yang datang tidak hanya dari Jakarta tapi juga dari luar ibu kota. Pada 10 hari menjelang Lebaran dia bisa mendapatkan omzet 5-7 juta per hari.

Beberapa pedagang mengaku omzet hariannya naik kembali di tahun ini. Rata-rata pendapatan mereka adalah Rp10 juta sampai Rp20 juta per hari, seperti dilansir Antara pada 17 April.

Salah satu industri tertua di Indonesia adalah industri tekstil. Industri ini telah menguasai pasar global sebanyak 2 persen. Industri ini berperan besar bagi pertumbuhan perekonomian nasional, PDB. Juga salah satu industri padat karya, yang dapat menyerap hingga 17 persen tenaga kerja.

Telah menjadi tradisi, puncak konsumsi warga umumnya terjadi pada bulan Ramadan yang diiringi peningkatan permintaan barang dan jasa. Selain makanan, konsumsi pakaian pun meningkat pada Ramadan dan Lebaran.

Pasar Tanah Abang menjadi tempat belanja favorit karena harga yang terjangkau. (ANTARA)

Menurut catatan Kementerian Perindustrian, bisnis tekstil akan tumbuh 10 persen semester satu pada tahun ini. Kenaikan ini dipicu dari tingginya demand pada Ramadan tahun ini, dan merupakan kali pertama berada pada area hijau sejak COVID-19. Sebelumnya, pada 2020 merosot sebesar 8,89 persen dan 3,31 persen pada 2021.

Bisnis tekstil mengalami kenaikan terbesar sejak 2017, yaitu sebesar 19,49 persen pada tahun 2019 on year. Menurut Kementerian Perindustrian, bisnis tekstil diprediksi akan tumbuh berfluktuasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat akan adanya lonjakan tajam pada konsumsi pakaian dan alas kaki pada kuartal periode Ramadan yaitu mencapai 1,66 persen.

Sedangkan Bank Indonesia dalam surveinya memprediksi akan adanya peningkatan pada bisnis retail pada Mei dan Agustus yang mencatat indeks Ekspektasi Penjualan Mei dan Agustus sebesar 157,8 dan 155,1, jika dibandingkan pada 151,8 dan 143,1 pada bulan sebelumnya.

Kenaikan pada bulan Mei dipicu oleh perayaan Idulfitri, sedangkan di bulan Agustus didorong oleh banyaknya program promo perayaan 17 Agustus.

Pandemi COVID-19 telah membuat industri tekstil hancur lebur hampir selama dua tahun. Tahun 2022 industri ini berusaha bangkit, sesuai dengan target pemerintah yang akan menjadikan tahun ini sebagai momentum kebangkitan perekonomian nasional.