Evakuasi Warga dan Pasukan dari Mariupol, Ukraina Tawarkan Pembicaraan dengan Rusia

JAKARTA - Negosiator senior Ukraina pada Hari Rabu menawarkan untuk mengadakan pembicaraan khusus dengan Rusia di Mariupol, tanpa syarat, dalam upaya untuk mengevakuasi pasukan dan warga sipil dari kota pelabuhan yang terkepung.

Dalam cuitannya di Twitter, negosiator Mykhailo Podolyak mengatakan, itu penting ntuk menyelamatkan orang-orang kita, (paling kanan) Azov (batalyon), militer, warga sipil, anak-anak, yang hidup dan yang terluka".

Ukraina menuduh pasukan Rusia pada hari Rabu gagal untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata lokal cukup lama, untuk memungkinkan sejumlah besar wanita, anak-anak dan orang tua untuk melarikan diri dari kota, yang sebagian besar telah dihancurkan menjadi puing-puing oleh pasukan Rusia.

Para pejuang yang tersisa bersembunyi di sebuah pabrik baja yang luas, mengabaikan ultimatum sebelumnya oleh Rusia untuk menyerah dan menjelaskan pada hari Rabu bahwa sikap mereka tidak berubah.

David Arakhamia, negosiator kedua, mengatakan dalam sebuah posting online, dia dan Podolyak terus-menerus berhubungan dengan pasukan Ukraina di kota itu.

"Hari ini, dalam percakapan dengan para pembela kota, sebuah proposal diajukan untuk mengadakan negosiasi langsung, di lokasi, tentang evakuasi garnisun militer kami," katanya, melansir Reuters 21 April.

"Bagi kami, kami siap untuk tiba untuk negosiasi semacam itu kapan saja segera setelah kami menerima konfirmasi dari pihak Rusia," sambungnya.

Sementara itu, seorang anggota senior Batalyon Azov, yang sekarang terintegrasi ke dalam angkatan bersenjata Ukraina dan memimpin pertahanan Mariupol, sebelumnya mengatakan, pasukan di Ukraina menolak permintaan Rusia untuk meletakkan senjata dan menyerah.

Mereka mencari kesepakatan untuk mengizinkan warga sipil pergi, tetapi mengatakan penembakan Rusia yang terus-menerus dan kegagalan untuk menegakkan gencatan senjata telah membuat evakuasi tidak mungkin dilakukan.

"Oleh karena itu, saya menyerukan agar jaminan ini ditegakkan. Hanya dengan bantuan pihak ketiga warga sipil dapat meninggalkan pabrik," kata wakil komandan Azov, Svyatoslav Palamar, dalam video banding.

Azov, katanya, telah meminta Podolyak dan Arakhamia untuk datang ke kota itu, guna melakukan pembicaraan bersama dengan para perunding top Rusia.

"Izinkan saya mengatakan, kami tidak menerima persyaratan yang ditetapkan oleh Federasi Rusia untuk menyerahkan senjata kami dan para pembela kami menyerahkan diri mereka sebagai tahanan," tandas Palamar.