Sejarah Hari Ini 16 April 1970: Gelanggang Remaja Bulungan Diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin
JAKARTA – Sejarah hari ini, 52 tahun lalu, 16 April 1970, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin meresmikan Gelanggang Remaja (GR) Bulungan, Jakarta Selatan. Peresmian itu dilakukan sebagai bentuk keseriusan Pemerintah DKI Jakarta mengembangkan kesenian, budaya, dan olahraga.
Gelanggang itu memiliki fasilitas lengkap. Dari gedung olahraga dan ruang untuk pertunjukan seni. Pun seniman-seniman Jakarta yang lazim dikenal sebagai seniman Bulungan bertumbuh. Alhasil, GR Bulungan dikenal sebagai tempat nongkrong anak gaul Jakarta.
Peran Ali Sadikin dalam mengembangkan Jakarta cukup besar. Ia tak saja membangun Jakarta, tapi turut memperbaiki nasib warganya. Segala dinamika Jakarta coba dipahaminya satu persatu-satu. Ia tak mau Jakarta dianggap kumuh atau tak berbudaya oleh negara tetangga. Ia pun mencoba melakukan gebrakan. Dari yang revolusioner hingga kontroversial.
Semua kritikan diterimanya. Namun, ia tak patah arang. Ia tetap ingin menata Jakarta dari the big village jadi metropolitan. Ia ingin Jakarta unggul pada segala lini. Termasuk kesenian, kebudayaan, dan olahraga. Fasilitas olahraga diperbanyaknya. Demikian pula, pusat kebudayaan dan kesenian.
Pria yang akrab disapa Bang Ali ingin membuat ekosistem yang mampu menunjang ketiganya sekaligus. Supaya Jakarta tak dipandang sebelah mata oleh kota-kota besar lainnya. Ajian Ali berhasil. Jakarta mampu unggul pada segala lini.
Kota Metropolitan itu mampu keluar sebagai jawara Pekan Olahraga Nasional (PON) berkali-kali. Kemenangan itu jadi bukti keberhasilan Ali Sadikin bahwa keras kepalanya dapat membawa Jakarta maju. Dalam kebudayaan dan kesenian apalagi. Ali Sadikin terjun langsung mendukung terciptanya ekosistem kreatif di Jakarta.
“Dalam kesempatan itu saya terangkan, mengapa saya membangun fasilitas-fasilitas olahraga. Olahraga itu sangat positif dalam menyalurkan bakat-bakat dan kegiatan remaja. Kita berikan fasilitas itu kepada para remaja, untuk berolahraga judo, karate, pencak silat, renang, atletik, sepakbola. Telah terbukti, Jakarta unggul di PON VII, di Surabaya, Jakarta unggul di PON VIII di PON di Makassar, dan di Palembang Jakarta jadi juara lagi.”
“Jakarta bukan saja mau membangun fisik. Jakarta juga mau membangun budi. Jakarta mau jadi kota pusat kebudayaan. Sebab, itulah Jakarta memberikan fasilitas untuk para remaja agar bergiat dalam satu hal yang positif, di bidang kesenian,” ungkap Ali Sadikin sebagaimana ditulis Ramadhan K.H. dalam buku Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977 (1992).
Lima Gelanggang Remaja
Gagasan kehadiran GR pun jadi puncak dari keseriusan Bang Ali mengembangkan bidang olahraga, kebudayaan, kesenian. Ia pun mencanangkan pembangunan lima GR yang lokasinya tersebar di Jakarta. Bang Ali ingin supaya GR jadi tempat remaja untuk memanfaatkan waktu luangnya untuk hal yang positif.
Idenya itu kemudian mulai direalisasikan pada 25 Juni 1969. Tanggal itu jadi momentum peletakan batu pertama dari gelanggang yang kemudian dikenal sebagai GOR Bulungan. Bang Ali kemudian hadir pada peresmiannya pada tanggal 16 April 1970. Ia pun meresmikan salah satu GR yang paling bersejarah di Indonesia.
“Gelanggang remaja digagas Gubernur DKI Jakarta 1966-1977, Ali Sadikin. la menginginkan kawasan yang bisa menampung geliat anak-anak muda, baik dalam kesenian maupun olahraga. Proyek pertama yang dibangun adalah Gelanggang Remaja Bulungan di Kebayoran Baru pada 1970.”
“Untuk menampung beragam kegiatan dan membuatnya dilirik sebagai tempat gaul, gelanggang ini dibekali gedung olahraga dan ruang pertunjukan. Ada satu masa gelanggang ini menjadi magnet seniman muda, seperti Noorca M. Massardi, Renny Djajusman, Yudhistira A.N.M. Massardi, Radhar Panca Dahana, dan Anto Baret,” tutup Isma Savitri dalam tulisan di Majalah Tempo berjudul Kaki-Kaki TIM yang Terlupakan (2020).
Itulah catatan sejarah hari ini, peresmian gelanggang remaja pertama di Indonesia, Gelanggang Remaja Bulungan Jakarta oleh Ali Sadikin pada 16 April 1970.
Baca juga:
- Memori Paskah: Tragedi Bom di Katedral Makassar Jangan Terjadi Lagi di Indonesia
- Guru Ngaji di Betawi Tempo Dulu, Punya Tingkatan Ilmu dan Falsafah Golok
- Memori Hari Ini, 14 April 2019: Presiden Jokowi ke Arab Saudi Bertemu Raja Salman, Indonesia Dapat Tambahan Kuota Haji
- Memori Ramadan: Presiden Soekarno Gelorakan Perlawanan Terhadap Belanda di Bulan Suci