80 Diplomatnya Diusir dari Italia, Denmark dan Prancis, Rusia Bakal Ambil Langkah Pembalasan
JAKARTA - Moskow memastikan akan mengambil tindakan terhadap langkah sejumlah negara yang mengusir pulang diplomat mereka, langkah sebelumnya dikatakan pejabat senior akan proporsional dan berpotensi merusak hubungan bilateral.
Satu per satu negara-negara Barat mengumumkan pengusiran diplomat Rusia dari negara mereka, dengan Denmark dan Italia menjadi dua negara terbaru yang mengkonfirmasi pengusiran.
"Langkah-langkah terkait akan diambil terhadap staf kantor luar negeri negara itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kepada TASS, terkait pengusiran 15 diplomat mereka oleh Denmark, seperti dikutip 5 April.
Tanggapan yang layak dan proporsional juga akan dilakukan terhadap Italia dan Prancis yang masing-masing mengusir sekitar 30 dan 35 diplomat Rusia.
Sebelumnya, pihak Kementerian Luar Negeri Italia juga memanggil Duta Besar Rusia untuk negara itu, memberita tahu pengusiran diplomat mereka dari Negeri Pizza.
Denmark mengambil sikap agak berbeda. Kendati mengusir para diplomat, mereka tidak ingin memutuskan hubungan diplomatik dengan Moskow. Sehingga, duta besar dan beberapa staf lainnya tidak diusir.
"Rusia akan memberikan tanggapan yang sesuai terhadap pengusiran," tegas Zakharova.
Selain ketiga negara di atas, Jerman juga kemarin mengumumkan pengusiran terhadap 40 diplomat Rusia, sementara Lithuania pada Hari Senin mengatakan pihaknya mengusir Duta Besar Rusia terkait invasi di Ukraina.
Terkait hal ini, pejabat senior Moskow menyebut Rusia akan merespon pengusiran puluhan diplomatnya oleh negara-negara Barat dengan proporsional, menyebut langkah itu merusak hubungan bilateral.
Rusia akan menanggapi secara proporsional pengusiran diplomatnya dari sejumlah negara Barat, ujar mantan Presiden Rusia sekaligus Wakil Kepala Dewan keamanan Dmitry Medvedev pada Senin malam.
Baca juga:
- Kepala Pentagon Telepon Menhan Ukraina, AS Prioritaskan Pengiriman UAV, Javelin hingga Stinger Bantu Kyiv Hadapi Rusia
- Puluhan Diplomatnya Diusir, Rusia Ingatkan Negara-negara Barat: Merusak Hubungan Bilateral
- Sindir Pemimpin Barat yang Tuduh Presiden Putin Penjahat Perang, Menlu Lavrov: Tanya Hati Nurani Sendiri
- Ratusan Warga Sipil Disebut Tewas di Bucha Ukraina, Sekjen PBB Serukan Penyelidikan Independen
"Semua orang tahu jawabannya, itu akan simetris dan merusak hubungan bilateral," kata Medvedev dalam sebuah unggahan di saluran Telegram-nya seperti melansir Reuters.
"Siapa yang telah mereka hukum? Pertama-tama, diri mereka sendiri," tegasnya.
"Jika ini terus berlanjut, akan tepat, seperti yang saya tulis kembali pada 26 Februari, untuk membanting pintu kedutaan-kedutaan Barat," tukas Medvedev.
"Ini akan lebih murah untuk semua orang. Dan kemudian kita akan berakhir hanya saling memandang dengan cara lain selain melalui tembak-menembak," tandasnya.