Dinyatakan Bangkrut pada 2017, Legenda Tenis Boris Becker: Saya Terkejut dan Malu
JAKARTA - Legenda tenis, Boris Becker mengaku terkejut dan malu setelah dinyatakan bangkrut pada 2017 lalu. Dia merasa malu karena itu menjadi berita yang tersebar di seluruh dunia.
Saat ini juara enam kali grand slam itu tengah menjalani persidangan di London. Dia dinyatakan gagal menyerahkan semua asetnya, termasuk sembilan trofi juara dan medali dalam kariernya di tenis.
Dilansir Daily Star, Becker mengklaim dirinya telah berusaha melunasi pinjaman senilai lima juta dolar AS ke bank swasta, Arbutnot Latham. Sebagian pelunasan itu dibayar melalui penjualan tanah miliknya di Spanyol.
Becker dinyatakan bangkrut saat akan dimulainya Wimbledon 2017. Saat itu, dia bekerja sebagai komentator untuk BBC.
Baca juga:
- Cantiknya Guedpard Pornpun, Pemain Jakarta Mandiri Popsivo asal Thailand yang Jadi Setter Terbaik Proliga 2022
- Mukjizat! Setelah 20 Tulang Patah dan Nyaris Dinyatakan Lumpuh, Juara Tour de France 2019 Kini Mulai Gowes Lagi
- Petenis Cantik Elina Svitolina Terus Dibayangi Invasi Rusia ke Ukraina Hingga Kehilangan Fokus saat Bermain
- PBSI Tarik 8 Ganda Putri dari Orleans Masters 2022, Eng Hian: Apriyani dan Ribka dalam Proses Penyembuhan
"Seperti yang Anda bayangkan, saya sangat terkejut dengan fakta itu. Karena itu menjadi berita di seluruh dunia, dan saya berjalan ke gerbang Wimbledon dan semua tahu. Saya malu karena bangkrut," ujar Becker dalam persidangan, seperti dilansir News.com.
"Anak saya memanggil saya dan mengatakan istri saya membongkar rumah, furnitur dan jendela. Polisi datang...ketika saya berada di lokasi," lanjutnya.
Saat itu, Becker dan istrinya Sharlely sedang mengalami "masa kelam" dan telah tinggal di "tempat terpisah" dari rumah sewaan mereka saat itu.
Pria berusia 54 tahun itu mengatakan, perhatian media sejak berita itu tersebar telah membuatnya sulit mendapatkan uang.
"Sangat sulit ketika Anda bangkrut dan menjadi berita utama setiap pekannya. Sangat sulit menghasilkan banyak uang dengan nama saya," tuturnya.
Saat ini, mantan pelatih Novam Djokovic itu membantah dakwaan berdasarkan Undang-Undang Kepailitan. Dia juga menolak tuduhan gagal menyerahkan sembilan trofi juara miliknya.